Ekosistem GOTO Makin Luas

Tak bisa dielakkan, transaksi ini bakal memperluas basis pengguna kedua ekosistem besar TikTok dan GOTO Grup. Berdasarkan paparan yang disampaikan manajemen GOTO, saat ini terdapat 125 juta pengguna aktif bulanan TikTok di Indonesia dengan lebih dari 6 juta pedagang di TikTok Shop.

Sedangkan, di ekosistem GOTO Grup, pengguna yang aktif bertransaksi setiap bulannya mencapai 52 juta dengan rata-rata jumlah transaksi mencapai 7,5 juta setiap harinya. Kolaborasi keduanya berpotensi meningkatkan pangsa pasar e-commerce di Indonesia menjadi 40%, dengan rincian 35% dari Tokopedia dan 5% dari kontribusi TikTok Shop.

Dalam penjelasannya di hadapan investor, Dirut GOTO Patrick Walujo menyebut pangsa pasar TikTok pada tahun ini merangsek naik dua kali lipat menjadi 11% di tahun ini, sedangkan pangsa pasar GOTO mengalami penyusutan menjadi 23% dari sebelumnya 28%.

"Kami akan kehilangan lebih banyak pangsa pasar jika kami tidak melakukan apa-apa," kata Walujo, seperti diberitakan Bloomberg, dikutip Jumat (15/12). "Setelah kita bergabung, kita memiliki peluang sangat besar untuk menjadi pemain nomor satu dalam pasar yang lebih besar."

Royalti dari Transaksi TikTok

Di sisi lain, menurut Patrick, GOTO tetap akan menerima biaya per kuartal berdasarkan layanan e-commerce yang diberikan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, yang akan berkontribusi secara langsung pada pendapatan GOTO Grup.

Patrik Walujo mengatakan bahwa sekarang lebih mungkin bagi GOTO untuk mencapai target perolehan laba kotor yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) positif pada kuartal keempat tahun ini.

Sementara itu, Senior Research & Investment Analyst Infovesta, Wawan Hendrayana, berpendapat akuisisi ini akan turut berimplikasi pada ekosistem GOTO lainnya seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO). Hal ini terefleksi dari kinerja saham Bank Jago yang naik 40% dalam sebulan terakhir ke level Rp 3.210 per saham dengan kapitalisasi Rp 44,48 triliun. Sedangkan, saham GOTO sebulan terakhir ini juga naik 10,71% dengan kapitalisasi Rp 111,73 triliun.

Wawan menyebut, dampak transaksi ini mungkin baru akan terlihat pada laporan keuangan GOTO Grup secara konsolidasi tahun buku 2023 dan kuartal pertama 2024 nanti.

“Jika kinerjanya tidak sesuai harapan, ada kemungkinan untuk terjadi koreksi lagi,” kata Wawan, kepada Katadata.co.id, Senin (11/12) lalu.

Sementara, dampak langsung kerja sama ini bagi GOTO, lanjut Wawan, akan memberikan kelancaran keuangan dari tambahan dana TikTok dan  kemungkinan akan menyuntikkan dana lebih banyak keTokopedia. “Saya expect akan ada bakar duit lagi,” kata Wawan.

Gayung bersambut, Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung, berpendapat perusahaan turut merespons positif kolaborasi TikTok dengan GOTO Grup. Ia pun menilai, bergabungnya kedua ekosistem besar tersebut akan memberi peluang baru bagi perusahaan.

“Kita merasa ini salah satu opportunity, salah satu yang positif karena ini kolaborasi dari dua ekosistem yang besar, yang saya percaya akan memberikan banyak manfaat bagi pengguna ekosistem GoTo dan TikTok,” ujar Arief, dikutip dari Antara, Jumat (15/5).

Kerja sama ini secara langsung akan berimbas pada ekosistem GOTO. Pertama, dari sisi transaksi Tokopedia, berpeluang mengalami lonjakan dari sisi nilai transaksi bruto alias gross transaction value (GTV). Keuntungan lain yang diperoleh Tokopedia adalah mendapat akses live commerce, yang sebelumnya lebih dulu dikembangkan TikTok Shop, tanpa biaya dan risiko eksekusi.

Kedua, bagi Gojek, ada potensi menerima lonjakan permintaan dari sisi pengiriman barang dari transaksi Tokopedia. Sedangkan, bank Bank Jago, berpotensi menambah nasabah baru, memperbesar eksposur pendanaan hingga mempertebal penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari basis pengguna ekosistem TikTok maupun GOTO.

Ada Risiko Transaksi Batal Jika Klausul Tak Terpenuhi

Di atas kertas, penyelesaian transaksi ini memang hanya tinggal menunggu waktu. GOTO menunjuk Goldman Sachs sebagai penasihat keuangan. Manajemen GOTO sebelumnya sempat menyebut ada risiko pengambilan saham PT Tokopedia oleh TikTok batal jika ada beberapa poin yang tidak dipenuhi. Salah satu klausulnya, TikTok atau GoTo belum melakukan penyelesaian transaksi hingga 31 Maret 2024.

"TikTok atau GoTo dapat membatalkan jika pihak lain telah melanggar jaminan atau perjanjian apa pun dalam perjanjian pengambilbagian saham," kata Corporate Secretary GOTO RA Koesoemohadiani, melalui keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Kamis (14/12).

Apalagi, jika pelanggaran yang disebabkan pihak-pihak terkait membuat kegagalan persyaratan pendahuluan untuk dipenuhi dan pelanggaran tersebut belum diperbaiki. Namun, baik GOTO maupun TikTok akan berupaya keras untuk menuntaskan transaksi ini pada tenggat yang telah ditentukan. 

Akankah kolaborasi ini membuat GOTO meraup laba dalam waktu dekat? Kita tunggu pembuktiannya.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail, Nur Hana Putri Nabila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement