Mencermati Adab Itikaf yang Wajib Diketahui Umat Muslim

Annisa Fianni Sisma
4 April 2024, 16:36
Adab Itikaf
ANTARA FOTO/Suwandy/nz
Ilustrasi, jamaah membaca Al Quran saat beritikaf pada malam terakhir Ramadhan di Masjid Agung Al-Barkah, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021).

“Saya berniat i’tikaf di masjid ini fardhu karena Allah.”

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فَرْضًا للهِ تَعَالَى

“Saya berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut fardhu karena Allah.”

Jika seseorang meninggalkan masjid tanpa niat kembali, kemudian kembali, maka dia harus niat kembali. Itikaf yang dilakukan setelah kembali dianggap sebagai Itikaf baru. Namun, jika seseorang berniat untuk kembali, baik ke masjid yang sama atau masjid lain, maka niat sebelumnya tetap berlaku dan tidak perlu membuat niat baru.

ITIKAF MALAM GANJIL
Ilustrasi, Adab Itikaf (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc) 

2. Terus Berdzikir

Mengingat Allah dapat dilakukan dengan banyak membaca kalimat thayyibah ((لا اله الا الله), tasbih (سبحان الله), istighfar (استغفر الله العظيم), syukur (الحمد لله), dan sebagainya. Yang terutama adalah melakukannya secara terus-menerus dengan tujuan mengingat Allah dan mendekat kepada-Nya.

3. Berkonsentrasi

Saat berdzikir kepada Allah, penting untuk dapat fokus sepenuhnya atau memiliki konsentrasi penuh. Caranya dengan menghayati makna setiap kata yang diucapkan saat berdzikir.

4. Tidak Berbincang

Dalam berdzikir, kita berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kedekatan itu dapat terwujud jika kita sepenuhnya fokus pada Allah saja, sehingga interaksi dengan sesama manusia sebaiknya dihindari kecuali jika memang ada keperluan mendesak.

5. Tetap Diam di Masjid

Tempat Itikaf adalah di dalam masjid. Masjid memiliki berbagai ruang, termasuk ruang dalam dan serambi. Tempat yang digunakan untuk Itikaf biasanya adalah ruang dalam, yang sering memiliki tulisan di dinding yang menyatakan niat untuk Itikaf.

Di ruang dalam tersebut, kita tinggal selama melakukan Itikaf. Jika ada keperluan seperti buang hajat, kita boleh meninggalkan ruangan tersebut untuk kemudian kembali.

Dalam masjid, disarankan untuk tetap tinggal di satu tempat tanpa berpindah-pindah. Kita dapat melakukan shalat, berdzikir, membaca Al Quran, merenung, dan kegiatan lainnya di tempat yang sama. Ini bertujuan agar pelaksanaan Itikaf menjadi lebih efektif, menghindari pemborosan waktu dan tenaga karena berpindah-pindah tempat.

Tadarus Malam Pertama Ramadan
Ilustrasi, Adab Itikaf (ANTARA FOTO/RAHMAD)

6. Menahan Nafsu

Saat beri'tikaf di masjid, sebaiknya kita menitikberatkan perhatian pada ibadah yang sedang kita lakukan dan tidak membiarkan pikiran melayang ke hal-hal di luar masjid seperti warung makan dan lainnya.

Godaan untuk mengakhiri Itikaf sering kali muncul saat pikiran teralihkan ke hal-hal tersebut, yang akhirnya dapat mengurangi kualitas Itikaf karena munculnya rasa lapar atau keinginan untuk meninggalkan masjid.

Di dalam masjid, setan mungkin mencoba untuk menggoda agar kita segera mengakhiri Itikaf dengan berbagai alasan, misalnya ingin segera beristirahat.

Upaya ini sebenarnya adalah cara setan untuk membuat kita tiba-tiba merasa ingin beristirahat sehingga tergoda untuk meninggalkan Itikaf.

7. Menaati Allah SWT

Saat beritikaf, penting untuk tetap patuh pada Allah dengan tidak melakukan larangan-Nya, seperti memprioritaskan Itikaf daripada menunaikan shalat fardhu.

Itikaf adalah sunnah, sedangkan shalat fardhu adalah wajib. Ketika waktunya shalat Subuh tiba, kewajiban shalat ini harus dipenuhi dengan menghentikan sementara Itikaf. Setelah shalat Subuh, Itikaf dapat dilanjutkan kembali.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...