Memahami Pelafalan Sholawat Nabi sesuai Sunnah

Annisa Fianni Sisma
8 April 2023, 04:00
bacaan sholawat nabi, Pelafalan Sholawat Nabi sesuai Sunnah
Pexels
Ilustrasi, berdoa.

Hal ini selaras dengan penjelasan Syekh M Nawawi Banten yakni sebagai berikut:

ولا يجوز الدعاء للنبي صلى الله عليه وسلم بغير الوارد كرحمه الله بل المناسب واللائق في حق الأنبياء الدعاء بالصلاة والسلام

Artinya, “Tidak boleh mendoakan Nabi Muhammad SAW dengan lafal yang tidak warid seperti lafal ‘Rahimahullāhu’. Tetapi lafal yang sesuai dan layak untuk para nabi dan rasul adalah lafal shalawat dan salam,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 4).

Namun, pada umumnyal lafal sholawat nabi sesuai sunnah yakni sebagai berikut:

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ مَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا أَمَرْتَ بِالصَّلَاةِ عَلَيْهِ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا تُحِبُّ أَنْ يُصَلَّى عَلَيْهِ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا تَنْبَغِي الصَّلَاةُ عَلَيْهِ

Allâhumma shalli ‘alâ muḫammadin bi ‘adadi man shalla ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin bi ‘adadi man lam yushalli ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin kamâ amarta bish shalâti ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin kamâ tuḫibbu an yushallâ ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin kamâ tanbaghish shalâtu ‘alaih

Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah shalawat (rahmat) kepada Nabi Muhammad ﷺ sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya. Limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya. Limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana Engkau perintahkan untuk bershalawat kepadanya. Limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana Engkau suka dibacakannya shalawat atasnya. Limpahkanlah pula shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana selayaknya ucapan shalawat atasnya.”

Pelafalan Sholawat Nabi Sesuai Sunnah
Pelafalan Sholawat Nabi Sesuai Sunnah (Pexels)

Terkadang ada tambahan “Sayyidinia” di depan lafal “Muhammad”. Berkaitan dengan itu, Syekh Hasan al-‘Adawi asy-Syadzili dalam kitab Bulughul Masarrat Syarah Dala’ilul Khairat yakni sebagai berikut:

"Imam Syafi’i datang dalam mimpi seseorang dan ia ditanya, “Apa yang telah Allah perbuat padamu?” Imam Syafi’i menjawab, “Allah telah mengampuniku.” “Dengan apa?” “Dengan lima kalimat yang dulu aku bacakan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.” “Kalimat apakah itu?” “Dulu aku membaca, Allâhumma shalli ‘alâ muḫammadin bi ‘adadi man shalla ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin bi ‘adadi man lam yusholli ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin kamâ amarta bish shalâti ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin kamâ tuḫibbu an yushallâ ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin kamâ tanbaghish shalâtu ‘alaih.” (Syekh Hasan al-‘Adawi asy-Syadzili, Bulûghul Masarrât Syarah Dalâ’ilul Khairât).

Selain itu, lafal sholawat nabi sesuai sunnah berikutnya yakni sebagai berikut:
صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ

Shallahu ‘alâ nabiyyinâ muḫammadin kullamâ dzakarahudz dzâkirûna wa ghafala ‘an dzikrihil ghâfilûn(a)

Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas nabi kami, Nabi Muhammad ﷺ, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai lupa untuk menyebut-Mu.”

Demikianlah, lafal sholawat nabi sesuai sunnah yang dianjurkan.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...