Sejarah Pembacaan Teks Proklamasi dan Para Tokoh yang Terlibat

Ghina Aulia
5 Agustus 2023, 18:00
Pembacaan teks proklamasi.
its.ac.id
Ilustrasi, pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno.

Sementara pihak Hindia Belanda (Indonesia) mempersiapkan kemerdekaan, pihak Jepang mendapat perintah dari Tokyo agar menjaga status quo. Melansir Kamus Hukum, status quo adalah keadaan sebagaimana adanya.

Pihaknya tidak dapat memberikan izin untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sedangkan di lain sisi Marsekal Terauchi sudah menjanjikan hal demikian ketika berada di Dalat, Vietnam.

Hal ini dianggap sebagai ingkar janji. Sebagaimana sindiran yang dilayangkan oleh Soekarno dan Hatta, keduanya membahas tentang semangat perwira layaknya “bushido,” yakni nilai moral yang diambil dari sebuah samuri. Misalnya seperti kehormatan, kesetiaan, dan kesederhanaan sampai mati.

Soekarno dan Hatta diarahkan untuk menuju rumah Laksamana Maeda dengan maksud menyusun isi teks proklamasi. Melansir Java in time of revolution: occupation and resistance (1972), teks proklamasi ditulis di ruang makan oleh penyusun yang di antaranya yaitu Soekarno, hatta, dan Soebardjo.

Sementara di ruang depan, juga ada Sayuti Melik, Soekarno, B. M. Diah, dan Soediro. Tak dapat dipungkiri bahwa saat itu ada intervensi dari prajurit Jepang, yakni Shigetada Nishijima yang menyarankan agar perpindahan kekuasaan hanya dari aspek administratif.

Meski begitu, Soekarno tetap bersikeras agar terjadi “transfer of power.” Perdebatan tersebut menghasilkan pemikiran yang berbeda. Diketahui ada beberapa kalangan yang meyakini ujaran Nishijima.

Akhirnya teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta dengan mengatasnamakan bangsa Indonesia. Kemudian Sayuti Melik menyalin dan mengetik menggunakan mesin tik di kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman.

Golongan Tua dan Golongan Muda

Seperti yang disebutkan sebelumnya, golongan tua dan muda merupakan anggota PPKI yang memiliki tugas menjelang kemerdekaan. Dibagi berdasarkan usia, selisih pendapat di antara mereka tak dapat dipungkiri.

Golongan tua cenderung banyak berhadapan dengan Jepang. Sementara golongan muda memiliki idealismenya sendiri untuk memerdekakan Indonesia.

Meski demikian, perbedaan gagasan tidak menjadi masalah yang menjerumuskan. Masing-masing pihak berdiskusi untuk mencapai tujuan yang sama, yakni memerdekakan Indonesia.

Anggota golongan tua yang memiliki peran penting menjelang proklamasi adalah Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo. Mereka bertiga merumuskan naskah proklamasi.

Sementara golongan muda yang terdiri dari B. M. Diah, Sayuti Melik, Soekarni, dan Soediro kerap mendampingi. Setelah peristiwa Rengasdengklok, mereka juga hadir di kediaman Laksamana Maeda Tadashi saat teks proklamasi dirumuskan.

Setelah perwakilan golongan tua selesai menulis rancangan naskah proklamasi, mereka menugaskan Sayuti Melik untuk mengetiknya. Menggunakan mesin tik milik tentara Jerman, ia juga sempat menuangkan gagasan dengan menambahkan kalimat “Atas nama bangsa Indonesia.”

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...