PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menggandeng PT Elektrika Konstruksi Nusantara (EKN) dalam pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi biomassa untuk co-firing PLTU.
Jika program JETP hanya mementingkan transisi energi dari sektor angin atau surya saja maka Indonesia akan sulit untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
PLN tengah mencari pasokan bahan baku biomassa selain dari kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan co-firing PLTU. Salah satu tantangan co-firing yaitu pasokan bahan baku biomassa yang terbatas.
Tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS) Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur, mengolah 420 ton sampah per hari menjadi biomassa untuk co-firing PLTU Teluk Balikpapan milik PLN.
PLTU Teluk Balikpapan menargetkan penggunaan biomassa atau co-firing biomassa sebesar 3% pada akhir tahun ini sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi batu bara dan transisi energi.
Produsen menyebut biaya bahan baku maupun biaya produksi beberapa jenis biomassa di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Harga Patokan Tertinggi (HPT) PLN.
PLN meminta regulasi khusus berupa pengenaan kewajiban penjualan dalam negeri atau DMO untuk penyaluran biomassa sebagai campuran atau co-firing batu bara PLTU milik PLN.