Indonesia mengambil langkah berani untuk memastikan mineral kritis kami mendorong dekarbonisasi global, sekaligus meningkatkan kesejahteraan dalam negeri.
Laporan Southeast Asia Green Economy menyebut Asia Tenggara berpotensi membuka peluang investasi hijau hingga US$ 50 miliar (Rp 830,25 triliun) per tahun hingga tahun 2030.
Menhut mengatakan multiusaha kehutanan memungkinkan para pemegang izin tidak hanya mengandalkan hasil kayu, tetapi juga mengembangkan potensi lain seperti madu, rotan, hingga kredit karbon.
Menurut AHY, transisi dari bahan bakar fosil ke kendaraan listrik membawa manfaat berlapis mulai dari pengurangan impor bahan bakar minyak (BBM) hingga modernisasi sistem transportasi nasional.
AHY menyebut pemerintah tengah memperluas food estate di sejumlah wilayah strategis, memperkuat sistem irigasi, dan memperbaiki tata kelola lahan agar lahan pertanian tetap produktif.
Kadin menilai peluang investasi yang besar ini mencerminkan transisi menuju ekonomi hijau bukan hanya soal tanggung jawab lingkungan, tetapi juga peluang ekonomi besar yang mendorong kesejahteraan.