Kapal Tanker Pertamina Dicegat Greenpeace, Bawa Minyak Rusia ke Cina

Pertamina
Ilustrasi kapal tanker Pertamina.
5/4/2022, 11.37 WIB

Sejumlah aktivis lingkungan Greenpeace memblokir kapal tanker Pertamina yang sedang melakukan pengiriman minyak dari Rusia di lepas pantai Denmark pada Kamis (31/3). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas invasi Rusia ke Ukraina.

Adapun kapal yang dimaksud yakni supertanker Pertamina Prime milik PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) yang akan bertemu dengan kapal tanker Seaoath yang dilaporkan membawa 100.000 ton minyak mentah dari Rusia. Menurut informasi dari laman marinetraffic, kapal tanker Seaoath terdaftar berbendera Malta.

"Pada pukul 11:00 (0900 GMT), para aktivis mulai memblokade supertanker Pertamina Prime, mencegah kapal lain Seaoath mendekatinya dan memblokir pengiriman minyak," kata juru bicara Greenpeace Emma Oehlenschlager, dikutip dari france24.com pada Selasa (5/4).

Saat itu, sejumlah aktivis yang mengendarai kayak dan berenang di perairan es di Frederikshavn, membawa spanduk yang menyerukan "stop fuelling the war" yang berarti "setop mengobarkan perang" (dengan minyak).

Para aktivis juga melukis "Oil fuels war" di lambung Pertamina Prime, yang dapat diartikan minyak mengobarkan atau membiayai perang Rusia.

Dalam dua minggu terakhir, Greenpeace cabang Denmark telah melakukan beberapa tindakan terhadap kapal-kapal Rusia yang melakukan transfer minyak, meskipun ini adalah blokade pertama yang berhasil. "Baru kali ini kami berhasil menghentikan pengiriman. Dalam kasus lain, kapal tanker dialihkan atau dipercepat", kata Oehlenschlager.

"Mereka sekarang akan mempertahankan blokade selama mungkin untuk memastikan kapal tidak bisa saling berdekatan untuk melakukan transfer", lanjutnya. Oehlenschlager mendesak Denmark untuk melarang pengiriman minyak Rusia di perairannya.

Sementara itu, dikutip dari Reuters, Greenpeace mengatakan telah melacak 299 kapal tanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari. Dari jumlah itu, 132 di antaranya berlayar menuju Eropa.

"Sangat memalukan bahwa kami terus mendanai perang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia. Ini terjadi di Denmark. Mereka seharusnya tidak diizinkan berada di sini," kata aktivis Greenpeace Gustav Martner kepada Reuters. "Kami akan tinggal sampai politisi bertindak."

Pertamina Prime, yang mengumpulkan minyak mentah dari beberapa kapal tanker, akan berlayar ke Cina setelah transfer minyak selesai.

Adapun peristiwa blokade berlangsung selama dua hari usai ditengahi oleh kepolisian Denmark. Saat kejadian, kapal Pertamina Prime sedang disewa oleh pihak ketiga yang berangkat dari Denmark ke Tiongkok. Kargo minyak tersebut merupakan milik penyewa pihak ketiga yang tak memiliki sangkut paut dengan Pertamina.

Posisi Pertamina Prime saat ini menurut vesselfinder.com berada di Samudra Atlantik Timur Laut (koordinat 50.45926 N / 0.3005 W) dilaporkan 0 menit yang lalu oleh AIS. Kapal sedang dalam perjalanan ke Tiongkok, berlayar dengan kecepatan 13.3 knot dan diperkirakan akan tiba pada 26 April pukul 16:00.

Kapal Pertamina Prime adalah Tanker Minyak Mentah yang dibuat pada tahun 2021 dan saat ini berlayar di bawah bendera Singapura.

Sementara itu Direktur Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, mengatakan aksi tersebut merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan oleh Greenpeace Nordik atau Skandinavia.

“Kami tahu ada aksi itu karena mereka komunikasi dengan kami sebelum aksi. Tapi ini bukan aksi yang terkoordinasi di mana kami ikut di dalamnya. Jadi ini bukan aksi yang bekerja sama dengan Greenpeace Indonesia,” kata Leonard saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Senin (4/4), malam.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu