Cegah Penyebaran Virus Corona, WHO Imbau Tak Pakai Uang Kertas

ANTARA FOTO/REUTERS/cnsph
Ilustrasi, seorang pekerja menggunakan jas hujan plastik dengan masker wajah dan kacamata pelindung saat menyortir uang kertas yuan di sebuah bank, di tengah merebaknya wabah virus novel korona di negara tersebut, di Taiyuan, provinsi Shanxi, Tiongkok, Senin (24/2/2020).
Penulis: Desy Setyowati
5/3/2020, 09.17 WIB

WHO khawatir penggunaan uang kertas dapat menularkan virus corona. Karena itu, masyarakat diimbau menerapkan pembayaran nontunai.

Dikutip dari The Telegraph, covid-19 kemungkinan dapat menempel di permukaan uang kertas selama beberapa hari. Belum ada penelitian terkait hal itu.

Namun, Bank of England juga mengakui bahwa uang tunai dapat membawa bakteri atau virus. Karena itu, WHO mengimbau konsumen mencuci tangan setelah menyentuh uang kertas.

Pertengahan bulan lalu, bank sentral Tiongkok menghancurkan uang tunai yang berpotensi terinfeksi virus corona. Uang kertas yang dihancurkan utamanya yang berasal dari daerah berisiko tinggi terinfeksi covid-19 seperti Wuhan, rumah sakit dan pasar.

(Baca: Kemenkes Yakinkan Tak Ada Tempat Rawan Corona, Virus dalam Tubuh)

Semua bank di Tiongkok pun diminta membersihkan uang tunai dengan disinfektan, sinar ultraviolet dan ditempatkan di ruangan yang suhunya tinggi. Lalu, uang tersebut wajib disimpan selama tujuh hingga 14 hari sebelum dilepas ke konsumen.

Dikutip dari CNN Internasional, covid-19 memang tidak bisa menular melalui benda mati. Namun, penderita dapat menularkan virus corona melalui cairan seperti ludah atau keringat ketika memegang benda mati.

Menurut studi di New York pada 2017, pada uang kertas ditemukan DNA hewan peliharan, jejak obat-obatan, bakteri hingga virus. Meski begitu, bukan berarti uang tunai berbahaya bagi kesehatan.

Halaman: