PT PLN (Persero) siap membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berkapasitas 40 megawatt (MW) di Kabupaten Manggarai Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Pembangunan PLTP Ulumbu sebagai langkah PLN untuk mendukung transisi energi menuju pemanfaatan energi hijau berkelanjutan di Indonesia,” kata General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, Wahidin, Selasa (19/7).
Dia menambahkan bahwa upaya persiapan pembangunan sudah dimulai, salah satunya sosialisasi kepada masyarakat adat pada beberapa desa di Kecamatan Satarmese yaitu Desa Lungar, Desa Mocok, Desa Wewo, dan Desa Go Muntas melalui upacara adat yang disebut Tabe Gendang.
Sosialisasi kepada kepada masyarakat di sekitar lokasi pembangunan itu, ujar dia, merupakan bagian dari tahapan prakonstruksi. Wahidin menjelaskan, pembangunan PLTP Ulumbu direncanakan memanfaatkan 7 area pengeboran, di antaranya 5 area sumur produksi dan 2 sumur reinjeksi.
Menurut dia, pengembangan energi panas bumi PLTP Ulumbu 2 x 20 MW harus diwujudkan, sehingga mampu menciptakan ketahanan energi melalui energi terbarukan secara mapan dan berkelanjutan.
Langkah ini, kata dia sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan peran energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional yang ditargetkan mencapai 23% pada 2025. Sementara berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,965 GW.
Wahidin menjelaskan beberapa keunggulan dari pengembangan pembangkit yang bersumber dari sumber daya panas bumi antara lain renewable atau berasal dari sumber daya alam dan bisa terisi ulang.
Selain itu bersifat sustainable yaitu dapat menghasilkan energi berkelanjutan sehingga tersedia untuk jangka waktu yang panjang. Energi ini juga reliable yakni tidak tergantung pada kondisi cuaca.
Keunggulan lain energi panas bumi adalah direct use atau dapat dipakai langsung ke pengguna akhir. Kemudian dapat menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi dan ramah lingkungan.
Ia menambahkan kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pembangunan menjadi tantangan bagi PLN untuk mencapai misi bauran energi Net Zero Emission (NZE) di 2060.
“Karena itu dibutuhkan peran penting seluruh pemangku kepentingan mulai dari masyarakat sampai pemerintah daerah dapat menyatukan ikhtiar demi penggunaan energi hijau yang bersumber dari bumi Flores,” katanya.