Krisis Utang Dunia Terancam Memburuk Jika The Fed Naikkan Suku Bunga

Pixabay/Gerd Altmann
Ilustrasi mata uang dolar.
Penulis: Abdul Azis Said
25/1/2022, 08.31 WIB

Peningkatan tajam dalam pembayaran utang menghambat pemulihan ekonomi negara-negara dari pandemi. Belum lagi dengan rencana kenaikan suku bunga AS dan global pada tahun 2022 dapat memperburuk masalah bagi banyak negara berpenghasilan rendah.

"Krisis utang terus melanda negara-negara berpenghasilan rendah tanpa akhir yang terlihat, kecuali ada tindakan mendesak untuk pengurangan utang," kata Chow.

Karena itu, Chow juga mendesak kelompok 20 negara ekonomi terbesar dunia (G20) untuk tidak mengabaikan risiko ini. Menurutnya, negara-negara dunia sangat membutuhkan skema pembatalan utang yang lebih komprehensif dan mendesak kreditur swasta untuk terlibat dalam program keringanan utang.

Bos Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva juga sempat memperingatkan hal serupa. Dia mengatakan kenaikan suku bunga Fed seperti halnya 'menuangkan air dingin' terhadap pemulihan ekonomi yang masih lemah di sejumlah negara. Kenaikan suku bunga bisa menyebabkan negara-negara debitur menjadi lebih mahal untuk membayar utangnya, terutama utang dalam bentuk dolar AS.

Adapun rencana kenaikan suku bunga Fed sudah mulai terdengar sejak sebulan terakhir. Ini terutama usai Fed mengumumkan rencana mempercepat tapering off pada pertemuan Desember, sehingga bisa di akhir bulan Maret. Dengan demikian pasar mulai bertaruh kenaikan bunga acuan akan dimulai lebih cepat.

Komite pasar terbuka federal (FOMC) akan kembali mengadakan pertemuan minggu ini untuk memutuskan rencana pengetatan kebijakan moneter sebagai respon terhadap inflasi yang kini telah mencapai rekor tertingginya dalam 40 tahun.

Beberapa analis memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga empat kali lipat tahun ini dari posisi terendah era pandemi.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said