Morgan Stanley: Nikel Bakal Geser Batu Bara Jadi Komoditas Unggulan RI

Sorta Tobing
12 Oktober 2020, 11:58
batu bara, nikel, tambang, komoditas, mobil listrik, smelter, morgan stanley, investasi
ANTARA FOTO/REUTERS/Yusuf Ahmad
Morgan Stanley memprediksi penggerak produk komoditas Indonesia akan bergeser dari batu bara ke nikel.

Tsinghan dan Delong berinvetasi sejak 2015 dan produksinya berkembang pesat sejak saat itu. Pangsa peleburan nikel Indonesia naik dari 5,1% secara global pada 2014 menjadi 19,4% pada 2019.

Soal hilirisasi memang menjadi fokus pemerintah untuk memberi nilai tambah komoditas Indonesia. Presiden Joko Widodo dalam pidato Nota Keuangan 14 Agustus lalu mengatakan hilirisasi nikel akan diperkuat untuk membuat produk feronikel, pelat baja tahan karat, dan baterai lithium.

Morgan Stanley melihat ketergantungan pada komoditas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tak sepenuhnya tepat. Hal ini terbukti ketika harganya jatuh pada 2013 hingga 2014, angka pertumbuhan pun langsung melorot ke 5% dari sebelumnya lebih 6%. “Namun, menurut kami, memiliki nikel sebagai penggerak komoditas dalam jangka menengah merupakan sudah tepat, sementara Indonesia terus maju dengan tahap reformasi berikutnya,” tulisnya.

Produsen Otomotif Dorong Komoditas Nikel

Peningkatan produksi dan investasi nikel juga datang dari produsen otomotif. Pada akhir 2019, Hyundai Motor mengonfirmasi akan membangun pabrik manufaktur pertamanya di Indonesia. Total modalnya mencapai US$ 1,55 miliar hingga 2030. Perusahaan asal Korea Selatan itu melihat potensi produksi EV di negara ini.

Dengan penanaman modal itu, sebanyak 23 ribu pekerjaan baru akan tercipta di Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Reuters pada 22 Juni 2020 pun melaporkan Hyundai Motor Group dan LG Chem sedang menimbang membentuk perusahaan patungan untuk memproduksi baterai EV di Indonesia. Namun, kedua perusahaan sampai sekarang belum membuat keputusan.

Lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada awal September lalu menyebut Tesla sedang menimbang untuk membangun pabrik lithium di Indonesia. Pertimbangan utamanya adalah negara ini memiliki cadangan nikel tersebut. Namun, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, sampai sekarang belum mengomentari laporan itu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...