Eropa Dilanda Krisis Energi, Nasibnya Kini di Tangan Vladimir Putin

Happy Fajrian
8 Oktober 2021, 19:47
krisis energi, eropa, uni eropa, rusia, putin
ANTARA FOTO/REUTERS/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin /AWW/sa.
Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan bantuan kepada Eropa untuk mengatasi krisis energi. Namun ahli menilai ada maksud tersembunyi di balik uluran tangan itu.

Bagaimanapun, melonjaknya harga gas telah menempatkan masalah krisis energi di puncak agenda para pemimpin Uni Eropa untuk mendiversifikasi kemandirian energi kawasan. Sebab, 90% pasokan gas blok ini diimpor, dengan Rusia sebagai pemasok terbesar bersama Norwegia.

Masalah pasokan gas Eropa juga telah lama menjadi topik pelik yang memperburuk hubungan kawasan ini dengan Amerika. Para ahli melihat pertempuran atas pasokan gas Eropa sebagai perang proksi antara Amerika dan Rusia, yang berlomba untuk menangkap pangsa pasar gas di kawasan itu, Rusia dengan gas alam, dan Amerika dengan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).

Kontroversi di Balik Nord Stream 2

Banyak ahli yang meyakini bahwa Rusia sengaja menahan pasokan gas ke Eropa dalam upaya untuk mempercepat sertifikasi proyek pipa gas Nord Stream 2 dari Jerman. Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menyangkal tudingan bahwa Rusia ada di balik krisis energi yang melanda Eropa.

Meski demikian, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa sertifikasi Jerman untuk proyek Nord Stream 2 dapat membantu untuk menurunkan harga gas. Ini semakin memperkuat kecurigaan bahwa pertolongan Rusia hanya demi mendapatkan sertifikasi untuk proyek itu.

“Mencari sertifikasi cepat untuk Nord Stream 2 telah menjadi rencana permainan Moskow selama ini. Pasar benar-benar naif jika mereka berpikir Moskow akan melakukan segalanya demi meredakan krisis energi Eropa sebelum Nord Stream 2 disertifikasi,” kata Ash.

Regulator energi Jerman sejauh ini belum menunjukkan tanda akan mengeluarkan sertifikasinya. Bahkan memperingati bahwa Rusia harus menunjukkan komitmen tidak akan melanggar aturan persaingan dengan membatasi pemasok yang dapat menggunakan infrastruktur gas itu jika ingin mendapatkan sertifikasi.

Jerman menyatakan tidak akan ragu menghukum Rusia jika telah menyalurkan gas ke wilayahnya sebelum proyek tersebut mendapatkan persetujuan yang diperlukan.

Proyek Nord Stream 2 selama ini ditentang oleh Uni Eropa, terutama Ukraina. Pasalnya pipa gas tersebut akan melewati pipa gas Ukraina, sehingga negara itu kehilangan pendapatan atas transit gas.

Apalagi proyek itu diluncurkan pada 2015 hanya beberapa bulan setelah Rusia menginveasi dan aneksasi secara ilegal wilayah Ukraina. Polandia pun cukup lantang menentang proyek ini karena dinilai hanya akan memperkuat Rusia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...