OPEC+ Pertimbangkan Pangkas Produksi 1 Juta BPH, Topang Harga Minyak

Happy Fajrian
3 Oktober 2022, 12:43
opec, harga minyak, produksi minyak,
ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Petugas berkomunikasi saat memeriksa Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).

Harga Minyak Naik Lebih 3%

Harga minyak melonjak lebih dari 3% di awal perdagangan Asia pada awal pekan ini, karena OPEC+ mempertimbangkan untuk memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari untuk pengurangan terbesar sejak pandemi, dalam upaya untuk mendukung pasar.

Harga minyak telah jatuh selama empat bulan berturut-turut sejak Juni, karena penguncian Covid-19 di konsumen energi utama Cina merusak permintaan, sementara kenaikan suku bunga dan dolar AS yang melonjak membebani pasar keuangan global.

Bulan lalu OPEC+ telah mengurangi produksi sebesar 100.000 bph. Namun, OPEC+ meleset dari target produksinya hampir 3 juta barel per hari pada Juli karena sanksi terhadap beberapa anggota dan investasi yang rendah oleh yang lain menghalangi kemampuannya untuk meningkatkan produksi.

“Pemangkasan produksi kurang dari 500.000 bph akan diabaikan oleh pasar. Oleh karena itu, kami melihat peluang signifikan untuk pemotongan sebesar 1 juta bph,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Sementara harga Brent yang cepat dapat menguat lebih lanjut dalam jangka pendek, kekhawatiran atas resesi global kemungkinan akan membatasi sisi atas.

“Jika OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi dalam waktu dekat, peningkatan yang dihasilkan dalam kapasitas cadangan OPEC+ kemungkinan akan memberikan lebih banyak tekanan ke bawah pada harga lama,” kata konsultan FGE dalam sebuah catatan.

Juga pada hari Jumat, Cina mengeluarkan kuota terbesar untuk ekspor produk minyak tahun ini dan menambah kuota impor minyak mentah untuk penyulingan independen.

Penyulingan negara dan swasta dapat mengekspor sebanyak 15 juta ton bensin, solar, bahan bakar jet dan minyak bahan bakar rendah sulfur, menambahkan pasokan yang sangat dibutuhkan ke pasar global untuk menggantikan ekspor Rusia yang diembargo Uni Eropa pada Februari.

Namun, analis dan pedagang mengatakan beberapa ekspor Cina kemungkinan akan meluas hingga awal 2023 karena penyulingan akan membutuhkan waktu untuk meningkatkan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...