DEN: Batu Bara Bukan Sumber Energi Murah, Tak Bisa Bersaing dengan EBT

Muhamad Fajar Riyandanu
14 Desember 2022, 16:42
pltu, batu bara, energi murah, energi baru, ebt, energi terbarukan, nuklir
Katadata/Courtesy of PLN
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

"Jadi ini semua tidak lepas daripada pertumbhan ekonomi. Kalau ekonomi besar, otomatis demand-nya naik," ujarnya. "Kalau demand naik, timbul pertanyaan energi apa yang bisa mendukung permintaan energi bersih itu? Maka kenapa nuklir menjadi salah satu alternatif," kata Satya.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian ESDM mendorong percepatan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan membentuk Tim Persiapan Pembentukan Nuclear Energy Program Implementation Organization atau NEPIO.

Tim ini bakal bertugas untuk mengkaji potensi wilayah untuk pendirian PLTN, kesiapan infrastruktur hingga regulasi pengembangan PLTN dalam negeri.

Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim, mengatakan pembentukan Tim Persiapan merupakan tahap 1 dari sejumlah rangkaian tahap yang harus dilalui dalam upaya pengembangan PLTN. Setelah pembentukan Tim Persiapan, langkah selanjutnya mengkaji potensi pembangunan PLTN.

"Penentuan seberapa besar giga watt (GW) yang dibangun ditentukan apabila tahap 1 ini selesai," kata Herman beberapa waktu lalu, Senin (31/10).

Herman menyatakan pembangunan PLTN di Indonesia kemungkinan berlokasi di luar Pulau Jawa dan memiliki skala kecil. Produksi daya listrik akan menyesuaikan kebutuhan listrik dari wilayah tertentu.

"Tidak ada calon lokasi di Jawa karena akan sangat rumit memilih lokasinya. Jadi kalau masuk ke skala kecil di luar Jawa kapasitasnya berarti disesuaikan dengan listrik di wilayah itu," ujar Herman.

Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) periode 2012-2018, Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan bahwa persiapan pengembangan PLTN fase pertama sudah dimulai sejak 2009 dan di tinjau oleh Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEI).

Meski sudah sampai pada tahap peninjauan oleh IAEI, Drajot mengatakan pemerintah harus lebih serius untuk upaya pengembangan tenaga nuklir sebagai PLTN.

"Belum ada kata 'go nuklir' dari pemerintah, otomatis belum ada manajemen artinya belum ada NEPIO, dan belum ada stakeholders involvement. Inilah yang menjadi PR," kata Djarot.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...