Pemerintah Siapkan Insentif Bagi KKKS Migas yang Pasang Teknologi CCUS

Muhamad Fajar Riyandanu
18 April 2023, 13:46
migas, penangkapan karbon, ccus, emisi karbon, insentif
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara./hp.
Petugas memeriksa keran pipa sumur saat proses injeksi CO2 di sumur JTB-161 Mundu, Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022). Pertamina melakukan injeksi perdana CO2 ke sumur minyak sebagai langkah awal penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri.

"Sebagaian PoD ini memang akan mulai menggunakan CCS dan CCUS, ini awalnya mahal. Namun dengan semakin banyak kegiatan yang masuk lingkup CSS kami harap akan ada skala ekonomis dimana akan akan penurunan biaya," ujar Benny.

Benny menjelaskan, pemberian insentif pada pemasangan teknologi penangkap karbon hanya akan diberikan kepada perusahaan yang mengelola blok migas dengan kadar karbon dioksida (CO2) tinggi seperti Blok Sakakemang. Blok di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan itu merupakan lapangan gas yang dikelola oleh Repsol.

SKK Migas juga melihat potensi penyaluran insentif kepada pengelolaan Blok South Jambi B yang dioperatori oleh KKKS Jindi Petroleum South Jambi Ltd. "Ada beberapa proyek seperti di Repsol dan Jindi. Proyek di Sumatera itu PoD-nya sedang kami studi untuk menggunakan CCS," ujar Benny.

Benny juga menyampaikan ada satu perusahaan tambahan yang berpotensi menerapkan teknologi penangkapan karbon dalam operasional pengkutan migas di Blok Palmerah, Banyuasin, Sumatera Selatan oleh kontraktor Tately NV.

Tately NV merupakan operator lapangan migas Blok Palmerah. Dari blok tersebut, Tately mengembangkan satu lapangan migas bernama Lapangan Budi.

Jumlah sumur yang dikelola Tately mencapai 15 sumur. Dengan rincian empat sumur produksi dan 11 sumur non produksi dengan luas wilayah kerja 312.96 Km2. "Insentif itu hanya untuk lapangan yang konten CO2-nya tinggi. Ada tiga sampai empat yang butuh CCS, nah itu mungkin butuh insentif," ujar Benny.

"Tapi saya belum hitung detil karena biayanya belum tahu dan pendapatannya juga belum tahu. Kemungkinan butuh insentif tapi seberapa banyak ya nanti tunggu PoD," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...