APBI: Ada Dua Faktor RI Bisa Kuasai Pasar Ekspor Batu Bara Global

Mela Syaharani
13 November 2023, 14:53
batu bara, ekspor batu bara, apbi
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/11/2022). Pemerintah berencana menaikkan target produksi batu bara nasional dari 663 juta ton pada tahun 2022 menjadi 694 juta ton di tahun 2023.

Sepanjang bulan Januari hingga Oktober 2022, Indonesia telah mengekspor 413 juta metrik ton batu bara termal. Mengutip data Kpler, pengiriman batu bara Indonesia pada periode tersebut naik 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Capaian ini merupakan rekor baru yang mengukuhkan status Indonesia sebagai pengekspor terbesar batu bara di dunia dengan pangsa pasar lebih dari 50%, mengalahkan negara eksportir batu bara utama lainnya seperti Australia dan Rusia.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan peningkatan jumlah ekspor ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama terkait permintaan atau demand dari batu bara itu sendiri yang memang mengalami peningkatan.

Kedua, disebabkan oleh pasar seaborne global thermal coal yang mana pasar terbesar merupakan Cina dan India. Hendra menyebut pasar kedua negara tersebut mencapai 60%.

“Dimana banyak PLTU disana didesain untuk menyerap kualitas batu bara yang diproduksi oleh Indonesia,” kata Hendra kepada Katadata.co.id pada Senin (13/11).

Menurut data Kpler, sepanjang Januari-Oktober tahun ini telah terjadi peningkatan jumlah ekspor batu bara mencapai 42,5 juta metrik ton atau 11,47% dibandingkan 2022.

Dalam tujuh tahun terakhir, Kpler mencatat dominasi Indonesia dalam pasar batu bara dengan volume lebih dari 40% dari seluruh jumlah ekspor batu bara dunia. Namun pada 2023 ini merupakan kali pertama bagi Indonesia berhasil menyumbang lebih dari 50% ekspor batu bara termal global selama periode Januari hingga Oktober.

Tren jumlah ekspor Indonesia dalam tujuh tahun terakhir cenderung meningkat, meskipun pada 2020 sempat mengalami penurunan ke angka 304 juta metrik ton. Namun pada 2021 hingga 2023 terus meningkat. Dari 329 juta metrik ton pada 2021, kemudian menjadi 371 juta metrik ton, hingga 413 juta metrik ton pada tahun ini.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...