Harga Nikel Acuan Maret 2024 di Level US$ 16.021, Turun 0,8%

Mela Syaharani
22 Maret 2024, 17:34
harga nikel
Unsplash
Ilustrasi nikel.

“Kalau harga nikelnya terlalu tinggi sampai US$ 20.000, US$ 24.000, atau US$ 25.000 per dmt, nanti harga baterainya mahal yang juga akan berdampak pada harga mobil listriknya mahal. Jadi kami harus menyeimbangkan bukan hanya dari sisi upstream tambang, tapi juga kepentingan dari sisi hilir,” ujarnya.

Jika harga nikel terlalu mahal, hal ini dapat memberi dua dampak. Pertama berkaitan dengan penurunan penjualan untuk penetrasi mobil listrik. “Kedua, nanti muncul teknologi baru yang menggantikan nikel ini. kita tau ada LFP ya walaupun banyak kekurangan juga LFP ini tetap bisa berkembang,” ucapnya.

Sementara itu, Goldman Sachs memprediksi tren penurunan harga nikel dan mineral logam yang bahan baku produksi baterai kendaraan listrik lainnya seperti kobalt dan litium karbonat, masih akan berlanjut tahun ini, setidaknya dalam 12 bulan ke depan.

Bank investasi berbasis di New York, Amerika Serikat (AS), ini memprediksi harga nikel berpotensi turun 15%, kobalt 12%, dan litium karbonat 25% dalam 12 bulan ke depan. Analis Goldman Sachs memperingatkan bahwa prospek logam baterai kendaraan listrik masih lemah dan pasar kelebihan pasokan.

Mereka menambahkan bahwa prospek untuk nikel, lithium, dan kobalt untuk beberapa waktu ke depan masih bearish. Ketiga mineral logam tersebut dipakai untuk banyak hal mulai dari kendaraan listrik, pembangkit listrik tenaga angin dan panel surya.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...