Asosiasi Sebut Alasan Sulitnya Dapat Persetujuan RKAB Timah dari ESDM
Didit, yang juga menjabat direktur PT Mitra Stania Prima, mengatakan perusahaannya bisa mendapatkan RKAB pada tahun ini karena memiliki karyawan yang berstatus CPI. Mitra Stania Prima atau MSP merupakan satu dari 12 perusahaan yang dapat melakukan ekspor pada kuartal pertama tahun ini.
Jumlah ekspor timahnya sepanjang 2024 sekitar seribu ton. “Untuk 2024, Kementerian ESDM menyetujui produksi tambang kami sebesar 3.770 ton ingot. Jika digabungkan dengan kuota produksi perusahaan afiliasi maka totalnya menjadi 4.956 ton tin ingot,” ujarnya.
Pada tahun lalu, MSP memproduksi 4.990 ton ingot timah yang kemudian diekspor. Jumlah produksi ini berasal dari 19 IUP milik perusahaan. “Luas total sekitar 30 ribu hektare yang menyebar di Pulau Bangka saja,” katanya.
Tujuan ekspor perusahaan adalah Eropa, Singapura, Amerika, Jepang, Korea, Cina, dan India. “Sepertinya negara yang paling banyak kami ekspor itu ke India saat ini. Kemudian Cina,” kata dia.
Seluruh produksi timahnya 100% untuk kebutuhan ekspor. Timah untuk pasokan domestik biasanya hanya untuk unit bisnis perusahaan yang memiliki usaha turunan.