Kendati Neraca Dagang Surplus, Pelemahan Ekspor Masih Membayangi

Image title
Oleh Ekarina
24 Juni 2019, 14:58
Suplus Neraca Perdagangan, Penurunan Ekspor
Katadata
Ilustrasi kegiatan ekspor.

(Baca: Asosiasi Pengusaha Minta Insentif Khusus untuk Menggenjot Ekspor)

Dengan beragam tantangan tersebut, dia pun memperkirakan neraca dagang Indonesia masih akan mengalami defisit sebesar single digit hingga akhir tahun.

Anjloknya kinerja ekspor sudah disadari pemerintah sedari lama. Karenanya, pemerintah berupaya memacu pertumbuhan ekspor dan investasi dengan menyiapkan beragam insentif pajak. Beragam insentif pajak tersebut dibahas dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan presiden menginginkan lebih banyak insentif pajak. “Yang tidak hanya sekadar instrumen, namun yang lebih penting bisa berjalan di lapangan,” kata dia usai menghadiri rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (19/6).

(Baca: Pacu Investasi dan Ekspor, Sri Mulyani Siapkan Banyak Insentif Pajak)

Ia menyatakan beberapa aturan sudah selesai dibahas, seperti super deduction tax dan pajak untuk kendaraan bermotor hemat energi, termasuk mobil listrik. “Kami harap sudah akan selesai harmonisasinya dan bisa keluar dalam minggu ini atau awal minggu depan,” kata dia.

Sedangkan untuk tax allowance, pihaknya masih menunggu kajian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tentang industri yang akan mendapatkan fasilitas tersebut. Di luar itu, pemerintah tengah mempersiapkan perubahan Undang-Undang PPh untuk mendukung rencana penurunan PPh badan menjadi 20%.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menjelaskan, insentif pajak berupa mini-tax holiday dan super-deductible tax akan diberikan untuk industri yang mendukung vokasi, inovasi, dan industri padat karya yang berorientasi ekspor.

Dia memerinci, super-deduction tax untuk industri yang mendukung program vokasi bisa mencapai 200% dan yang mendukung inovasi mencapai 300%. “Untuk industri padat karya nanti dilihat industri per industri,” ujarnya. 

Dalam rapat terbatas, Presiden Jokowi mengingatkan masalah ekspor dan investasi sudah enam kali dirapatkan.

Dia pun memberikan ultimatum supaya segera ada kebijakan agar Indonesia mampu memanfaatkan momentum perekonomian global saat ini. "Saya minta agar kebijakan yang berkaitan dengan investasi dan ekspor betul-betul konkret, betul-betul dieksekusi dengan mendengar dari kesulitan apa yang dialami oleh para pelaku," kata Jokowi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...