Bulog Datangkan 1,84 Juta Ton Beras Impor Hingga September
Meski demikian, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi masih melakukan penolakan impor lantaran produksi gabah diproyeksi mencapai 83 juta ton. “Tidak perlu itu impor,” ujar Agung.
Sebaliknya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan bahwa keputusan impor dilakukan karena ada kekurangan pasokan, yangmana jika itu dibiarkan bisa memicu kenaikan harga di pasar. Stok Bulog yang berada di bawah 1,5 juta ton menyebabkan harga beras melonjak di pasar.
Fenomena kenaikan harga beras tercermin pada awal tahun 2018 menyebabkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) berada pada posisi minus. Sehingga, Rakortas memutuskan untuk impor beras sebanyak 2 juta ton. “Harga terus naik karena persediaan beras sangat kurang,” kata Enggar.
(Baca : Izin Impor Beras Bulog Melonjak Menjadi 2 Juta Ton)
Di sisi lain, pengamat menilai impor beras justru dianggap tepat. Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengapresiasi kebijakan pemerintah yang mengizinkan impor 2 juta ton beras tahun ini. Alasannya, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog akan menjadi patokan harga beras pada awal tahun 2019.
Semakin tinggi stok CBP, maka harga beras di tingkat konsumen akan semakin terjaga. “Kebijakan impor beras itu sangat tepat, tapi pengelolaannya harus hati-hati,” kata Dwi, beberapa waktu lalu.
(Baca : Impor Beras dalam Jumlah Besar Akan Bebani Keuangan Bulog)