Menakar Prospek Biodiesel di Tengah Pandemi Covid-19

Rizky Alika
3 Desember 2020, 10:48
Kegiatan Kajian Teknis Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) salah satunya mendorong industri kendaraan bermotor dan alat besar untuk menghasilkan teknologi mesin yang dapat menggunakan Bahan Bakar Nabati dengan campuran diatas 20% hingga 100% (B20-B100)
KATADATA/Arief Kamaludin
Kegiatan Kajian Teknis Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) salah satunya mendorong industri kendaraan bermotor dan alat besar untuk menghasilkan teknologi mesin yang dapat menggunakan Bahan Bakar Nabati dengan campuran diatas 20% hingga 100% (B20-B100)

Sampai tahun 2019, energi terbarukan sudah menyumbang 2,95% dari total energi nasional. Berdasarkan peta jalan biofuel, kontribusi biodiesel akan meningkat terus dari 2,5 juta kiloliter pada 2020, menjadi 10,5 juta kiloliter pada tahun 2025, 11,7 juta KL pada 2030, dan 13 juta kiloliter pada 2035.

Adapun, mandatori biodiesel mencoba meningkatkan bauran minyak sawit dengan target berbeda di setiap sektor. Untuk sektor usaha kecil, perikanan, pertanian, transportasi dan PSO, ditargetkan dari 15% pada 2015 menjadi 20% pada 2016, 30% pada 2020 dan 30% pada 2025.

Sementara untuk transportasi non PSO, peningkatan ditargetkan dari 15% pada 2015, 20% pada 2016, 30% pada 2020 dan 30% pada 2025. Untuk pembangkitan tenaga listrik, targetnya 25% pada 2015, 30% pada 2016, 30% pada 2020 dan 30% pada 2025. Sementara untuk industri dan perdagangan targetnya ialah 15% pada 2015, 20% pada 2016, 30% pada 2020 dan 30% pada 2025.

Simak Databoks berikut:

Kementerian ESDM pun mencatat, program mandatori biodiesel memberikan sejumlah manfaat. Program tersebut telah memproduksi biodiesel 20% (B20) di 2018 dan 2019, dan B30 di 2020.

Manfaat yang ditimbulkan ialah produksi biodiesel sebanyak 3,75 juta kiloliter pada 2018, 6,39 juta kiloliter di 2019, dan 9,6 juta kiloliter di 2020. Pengembangan ini telah menghemat devisa sebanyak US$1,89 miliar pada 2018, US$ 3,04 miliar pada 2019 dan US$ 3,09 miliar pada 2020.

Sementara, peningkatan nilai tambah dari CPO menjadi biodiesel ialah Rp 5,78 triliun di 2018, Rp. 9,54 triliun di 2019 dan Rp 13,81 triliun di 2020.

Dari sisi lapangan kerja, pertumbuhan lapangan kerja terjadi untuk onfarm berturut-turut 478.325 petani di tahun 2018, 828.488
petani di 2019, dan 1,19 juta petani pada 2020. Sementara untuk penciptaan lapangan kerja di offfarm ialah 3.609 petani di 2018, 6.252 di 2019 dan 9.046 di 2020.

Pada sisi lingkungan, penurunan emisi gas rumah kaca mencapai 9,96 juta ton CO2 di tahun 2018, kemudian meningkat menjadi 16,98 juta ton pada 2019 dan 25,6 juta ton pada 2020.

Pengembangan Green Diesel

VP Strategic Planning, PT Kilang Pertamina International Prayitno mengatakan, pihaknya terus melakukan pengembangan green diesel serta green gas dan minyak.

Adapun, perjalanan Pertamina dalam pengembangan green diesel pada Desember 2014 dimulai dengan uji coba pabrik pertama di kilang Dumai melalui co-processing, dengan menyuntikkan Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) 7,5% yang dicampur bahan fosil untuk menghasilkan green diesel.

Pada Maret 2019, Pertamina melakukan usaha pabrik ke-2. Uji coba dilanjutkan dengan meningkatkan RBDPO menjadi 12,5%.

Pada Juli 2020, Pertamina memanfaatkan kilang yang ada dengan sedikit modifikasi sehingga dapat melanjutkan 100% RBDPO untuk menghasilkan solar ramah lingkungan.

"Dalam perjalanannya, Pertamina juga berdiskusi dengan banyak stakeholders Pertamina terkait kelapa sawit dengan melakukan workshop," ujar dia.

Sejalan dengan green diesel, Pertamina juga mulai mengembangkan green gasoline dari CPO pada 2018. Pada bulan Desember 2018, Pertamina melakukan plant trial untuk melanjutkan RBDPO dengan memproduksi green gasoline di kilang Plaju.

Setelah itu, Pertamina melakukan uji coba pabrik kedua, yaitu di Plaju. Selanjutnya pada Maret 2020, Pertamina melakukan uji coba ketiga bensin hijau di Plaju (injeksi RBDPO 20%) dan Cilacap (injeksi RBDPO 13%).

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...