Pengusaha Makanan dan Tekstil Harapkan Stimulus dari RPP Perindustrian

Image title
21 Januari 2021, 12:35
rpp perindustrian, tekstil, pengusaha makanan, revitalisasi industri
ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Industri tekstil. Pemerintah tengah menyiapkan RPP Perindustrian untuk mendorong revitalisasi sektor industri nasional yang terdampak pandemi Covid-19.

Sementara itu, Ketua Bidang Kebijakan Publik dan Hubungan Antar Lembaga Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Rachmat Hidayat menyebutkan, ada enam hal yang menjadi masukan terhadap RPP.

Keenamnya kemudahan dalam penanaman modal, jaminan pasokan bahan baku, kemudahan pengadaan bahan baku, jaminan pasokan energi yang kompetitif, kemudahan pengadaan peralatan yang efisien, serta memberi fasilitas penanaman modal.

Rachmat menekankan, faktor energi perlu diperhatikan. Terlebih, energi menjadi faktor signifikan terhadap biaya. “Intinya, industri perlu menciptakan nilai tambah, agar bisa kompetitif,” ujarnya.

Segudang Masalah Untuk Diselesaikan RPP Perindustrian

Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Ina Primiana mengatakan, RPP akan mendorong reindustrialisasi jika pasal-pasal yang ada mengatur persoalan manufaktur. Tujuannya, agar daya saing meningkat sekaligus menjaga neraca perdagangan industri agar tetap surplus.

Karenanya, RPP harus mengatur perjanjian kerja sama perdagangan. Tujuannya, agar produsen manufaktur dalam negeri tidak dirugikan.

RPP pun harus mampu memperbaiki sistem pelaporan, menjamin pasokan dan harga energi yang terjangkau, mengatasi permasalahan tingginya biaya logistik, hingga rendahnya produktivitas tenaga kerja.

Namun hal yang paling penting, sambung Ina, antar kementerian perlu menunjukkan koordinasi, agar memberi kebijakan terintegrasi hulu hilir bagi industri manufaktur. “Kita juga perlu memperhatikan produsen domestik. Jadi, jangan sampai akhirnya mereka (eksportir) beralih,” kata Ina.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menambahkan, momentum pandemi dan juga produk RPP seharusnya mendorong lebih besar upaya perbaikan struktural ekonomi Indonesia melalui reindustrialisasi.

Pada akhirnya, dalam upaya pemulihan ekonomi Indonesia, diperlukan kebijakan tidak hanya jangka pendek namun juga jangka panjang. “Tanpa kekuatan dari industri manufaktur pemulihan ekonomi akan sangat terbatas ke depan,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...