Indonesia Tolak Permintaan Ekspor Jagung Meskipun Produksi Surplus

Andi M. Arief
22 September 2022, 16:14
Petani memanen jagung untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak ayam di Desa Babakan Kondang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022).
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.
Petani memanen jagung untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak ayam di Desa Babakan Kondang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022).

Pasokan jagung untuk pakan ternak

Syailendra mengatakan, ekspor jagung dapat menimbulkan kekurangan pasokan jagung ke peternak dalam negeri. Syailendra mencatat peternak domestik langsung bereaksi saat pasokan jagung turun pada 2021.

Syailendra menyebutkan pemerintah akhirnya harus memberikan subsidi kepada peternak melalui penugasan ke Perum Bulog. Dalam penugasan tersebut, Perum Bulog diinstruksikan untuk menyerap jagung dari petani dan menjualnya ke peternak senilai Rp 4.500 per kilogram.

 Dia menghitung harga jagung yang layak bagi peternak saat itu adalah Rp 4.200 - Rp 4.500 per Kg. "Kami sekali lagi mendukung ekspor jagung, tapi tolong dilihat lagi data dan pengalaman kita di mana kita harus melakukan subsidi jagung tahun lalu," kata Syailendra.

Direktur Serealia Kementan Ismail Wahab mengatakan volume produksi jagung pada September-Oktober cenderung melemah secara historis. Oleh karena itu, Ismail menilai penjualan jagung ke luar negeri pada masa itu menjadi riskan lantaran volume konsumsi jagung di pihak peternak cenderung tidak berubah sepanjang tahun.

"Saya berpikir kalau mau ekspor jagung jangan di bulan-bulan Agustus-September karena kita produksinya turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Untuk jagung dengan kadar air 14%, kondisinya mepet," kata Ismail dalam webinar Pro Kontra Ekspor Jagung, Kamis (22/9).

Ismail mengatakan volume permintaan tersebut awalnya datang saat isu kelangkaan minyak goreng melanda. Saat itu, volume permintaan jagung lokal di pasar ekspor baru 50.000 ton.

Karena isu kelangkaan minyak goreng, Ismail mengatakan Kementan tidak memberikan rekomendasi ekspor terkait permintaan tersebut. Ismail lalu memastikan pasokan jagung ke beberapa sektor, seperti pabrik pakan dan peternak.

 Selain itu, Ismail menilai waktu permintaan tersebut tidak tepat dengan siklus produksi jagung di dalam negeri. Akan tetapi, Ismail mengakui banyak negara tetangga di Asia Tenggara yang membutuhkan jagung besutan Indonesia.

"Saya bilang, kalau mau ekspor jagung, sebaiknya jangan di bulan yang berakhiran ber sampai Februari. Masalah jagung ini sering terjadi di bulan berbunyi ber," kata Ismail.

Harga jagung di pasar internasional untuk kontrak dua bulan ke depan terpantau turun. Transaksi harian Harga jagung diperjualbelikan USD686,75 per bushel. Bila disetarakan rupiah, nilai ini setara dengan Rp 4.058,6 per kg. Harga ini dihitung sesuai kurs yang tercatat di Bank Indonesia yakni Rp 15,01 ribu per dolar.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...