Prediksi Panen Raya Lebih Cepat, Impor Beras Bakal Ganggu Penyerapan
Dengan demikian, menurut Sutarto pemerintah seharusnya melepas cadangan berasnya untuk mengisi kekurangan pasokan beras yang tersendat di pasaran. Bukan dengan menaikan harga, ataupun gencar mengejar stok dengan melakukan impor beras.
Dia mengatakan, impor seharusnya menjadi opsi terakhir jika nantinya stok beras benar-benar sudah menipis. Menurutnya, saat ini pemerintah seharusnya fokus untuk memanfaatkan stok yang ada, yaitu sekitar 600 ribu ton.
Sementara itu, Pengamat Pakar Pertanian dari Universitas IPB Dwi Andreas Santosa mengatakan adanya impor beras sangat tidak bermanfaat. Pasalnya, diperkirakan ketika impor beras tersebut datang, maka saat itu tengah terjadi panen raya yang berlangsung pada Januari 2023, dan hal tersebut akan merugikan para petani.
"Jadi menurut saya keputusan impor beras itu menyakitkan hati para petani. Karena tidak ada manfaatnya. Datang impornya juga pas mau masuk panen raya kan. Lalu memberikan dampak psikologis terhadap jatuhnya harga gabah kering panen maupun beras di tingkat usaha tani," ujar Dwi kepada Katadata.co.id, Senin (28/11).
Dwi mengatakan, beras impor ini nantinya pasti akan menekan harga gabah kering panen maupun harga beras di usaha tani. Sehingga petani dirugikan dua kali yaitu pertama, serapannya semakin rendah, dan yang kedua harga jadi tertekan. Sehingga menurutnya tidak ada manfaatnya jika pemerintah tetap melakukan impor beras.
"Jadi betul-betul tidak masuk akal kalau keputusan pemerintah untuk melakukan impor beras," katanya.