PLN Kembangkan Ekosistem Kelistrikan Terintegrasi Berbasis EBT di IKN
"Komitmen PLN menghadirkan listrik hijau tidak hanya andal untuk Ibu Kota baru, tetapi juga sejalan dengan target NZE 2060," kata Darmawan.
Presiden Jokowi Mulai Proyek PLTS 50 MW di IKN
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 MW pada Kamis (2/11). Presiden mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN.
Jokowi berharap PLTS tersebut menjadi pionir pembangkit energi terbarukan di IKN. Proyek ini sanggup memproduksi energi hijau sekitar 93 gigawatt (GW)/jam per tahun, dan mampu mereduksi emisi sebesar 104 ribu ton Co2 per tahun.
Pemenuhan listrik energi terbarukan di IKN selaras sebagai ibu kota negara yang berkonsep forest city, hijau dan ramah lingkungan," kata Jokowi saat memberikan sambutan Acara Groundbreaking PLTS 50 MW IKN, dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (2/11).
Proyek tersebut dikerjakan oleh PT PLN Nusantara Power dan ditargetkan beroperasi komersial mulai Mei tahun depan. Jokowi mengatakan, pemasangan saluran listrik di IKN seluruhnya menggunakan konsep bawah tanah dan tak lagi memakai tiang listrik.
"Masa kita masih membangun ibu kota yang bagus seperti ini (tapi) kabelnya masih di atas," ujarnya.
Jokowi menyebut IKN Nusantara akan menjadi kota net-zero carbon, yang menggunakan pasokan EBT hingga 100%. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, PLN memproyeksikan energi untuk IKN akan dipasok dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
PLTA tersebut tersebar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. PLN mencatat ada dua kecamatan di Kalimantan Timur yang punya potensi tenaga air dan bisa direkomendasikan menjadi kandidat proyek PLTA baru, yakni Tabang dan Long Bagun.