Gazprom Umumkan Kondisi Kahar, Krisis Energi Eropa Berpotensi Memburuk

Happy Fajrian
19 Juli 2022, 11:28
krisis energi, eropa, uni eropa, rusia, gas, gazprom
Pixabay
Bendera Uni Eropa.

Sebagai informasi, pasokan gas Rusia ke Eropa melalui rute-rute pengiriman utama melalui Ukraina dan Belarusia serta melalui pipa Nord Stream 1 telah berkurang selama beberapa bulan terakhir.

Penundaan Pengembalian Turbin dari Kanada

Gazprom memangkas kapasitas Nord Stream 1 menjadi 40% pada 14 Juni, tanggal yang disebut dalam surat sebagai awal force majeure. Gazprom menyebut pemangkasan kapasitas itu karena keterlambatan pengembalian turbin gas dari pemeliharaan di Kanada oleh Siemens Energy.

Namun kementerian ekonomi Jerman membantah klaim tersebut. Kanada mengirim turbin untuk pipa ke Jerman dengan pesawat pada 17 Juli setelah pekerjaan perbaikan selesai, seperti dilaporkan oleh surat kabar Kommersant pada Senin (18/7).

Diperlukan lima hingga tujuh hari lagi bagi turbin untuk mencapai Rusia, kata laporan itu, asalkan tidak ada masalah dengan logistik dan bea cukai. Kementerian ekonomi Jerman mengatakan pada bahwa pihaknya tidak dapat memberikan rincian keberadaan turbin tersebut.

Juru bicara kementerian ekonomi Jerman mengatakan bahwa turbin itu adalah suku cadang pengganti yang dimaksudkan untuk digunakan hanya mulai September, yang berarti ketidakhadirannya tidak dapat menjadi alasan sebenarnya untuk penurunan aliran gas sebelum pemeliharaan.

Uni Eropa sendiri telah menargetkan untuk berhenti menggunakan bahan bakar fosil Rusia pada 2027. Namun mereka ingin pasokan terus berlanjut untuk saat ini sembari mengembangkan sumber energi alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan.

“Rusia terus menggunakan gas alam sebagai senjata politik dan ekonomi,” kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre, menambahkan bahwa pemerintahan Biden terus bekerja untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil Rusia.

“Pemaksaan energi Rusia telah memberikan tekanan pada pasar energi, menaikkan harga bagi konsumen dan mengancam keamanan energi global,” tambahnya.

Bagi Moskow dan Gazprom, aliran energi adalah aliran pendapatan vital karena sanksi Barat atas invasi Rusia ke Ukraina, telah membebani keuangan Rusia.

Menurut Kementerian Keuangan Rusia, negara tersebut menerima 6,4 triliun rubel (US$ 114,29 miliar) dari penjualan minyak dan gas pada paruh pertama tahun ini. Capaian tersebut sudah 67,4% dari target 9,5 triliun rubel untuk keseluruhan tahun 2022 berkat lonjakan harga energi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...