Virus Corona Meluas ke AS dan Eropa, Harga Minyak Butuh Sokongan OPEC

Image title
5 Maret 2020, 08:19
Virus Corona Meluas ke AS dan Eropa, Harga Minyak Butuh Sokongan OPEC
ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie McGehee
Ilustrasi, pedagang saham Kuwait terlihat di aula perdagangan pasar saham Kuwait Boursa di kota Kuwait, Kuwait, Senin (16/9/2019).

Goldman Sachs pun memangkas perkiraan harga Brent menjadi US$ 45 per barel pada April. Perusahaan menilai, pengurangan produksi oleh OPEC akan menormalkan permintaan minyak hingga akhir tahun ini.

Morgan Stanley juga menurunkan prediksi harga Brent kuartal kedua 2020 menjadi US$ 55 per barel dan WTI menjadi US$ 50.

"Pasar terbebani dampak virus corona yang mengurangi permintaan," kata Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow. Ia pesimistis permintaan minyak bakal pulih dalam beberapa bulan. Sebab, wabah itu meluas di Eropa dan AS.

(Baca: Virus Corona Tekan Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah dalam 5 Tahun)

Di satu sisi, stok minyak mentah di AS meningkat 785 ribu barel, berdasarkan data Energy Information Administration (EIA). Padahal OPEC+ berupaya menurunkan produksi guna mendorong harga minyak.

Harga minyak dunia sebenarnya sempat naik pada awal pekan ini, karena sejumlah bank sentral memberikan stimulus. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed bahkan memangkas suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) pada Selasa (2/4). Ini merupakan penurunan pertama di luar pertemuan rutin bank Sentral AS sejak puncak krisis keuangan 2008.

Namun, meluasnya wabah virus corona membuat harga minyak sulit naik. (Baca: Corona dan Empat Risiko Lain Mengancam Kejatuhan Ekonomi Global)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...