Bos Pertamina Mengeluh Sulit Transisi di Blok Rokan Tahun Ini

Image title
29 Januari 2020, 15:03
Pertamina, Blok Rokan, Chevron
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Ilustrasi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat memberikan keterangan pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Nicke mengaku Pertamina kesulitan berinvestasi di Blok Rokan tahun ini.

Hanya saja, Chevron tidak ingin keluar dari Blok Rokan dengan meninggalkan liabilitas alias utang yang harus dilunasi pada masa mendatang. "Mereka tidak keberatan, asal liabilitas beres," kata Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abburahman kepada Katadata.co.id pada Senin (27/1).

Permasalahan liabilitas itu membuat kedua perusahaan tidak mencapai kesepakatan. Pembelian hak partisipasi Chevron oleh Pertamina pun dianggap sebagai jalan keluar transisi Blok Rokan.

"Kan ada business to business yang tidak kelar. Kalau Pertamina investasi sekarang, maka skema terakhir kan ya akuisisi, itu yang paling simple," ujar Fatar.

Adapun Pertamina telah menyiapkan investasi untuk mengebor sekitar 20 sumur tahun ini. Selain itu, perusahaan pelat merah tersebut akan mengerjakan proyek pergantian pipa hilir Blok Rokan.

Berdasarkan data, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

Blok Rokan tercatat telah beroperasi selama 68 tahun atau sejak 1952. Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang, maka kontribusi produksi minyak Pertamina dibandingkan produksi minyak nasional akan meningkat dari 48% di tahun 2019 menjadi 60% di tahun 2021.

(Baca: Pertamina Targetkan Transisi Blok Rokan Selesai Tahun Ini)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...