Mesin Empat Partai Pendukung Jokowi-Ma’ruf Dinilai Belum Optimal
(Baca: Jelang Debat Pilpres, Jokowi Siapkan Data dan Program Sesuai Tema)
Sebanyak 73,3 persen pendukung PSI memilih Jokowi-Ma'ruf. Hanya 20 persen pendukung PSI yang memilih Prabowo-Sandiaga. Sebanyak 6,7 persen pendukung PSI tidak menjawab. Ada pun, seluruh pendukung PKPI memilih Jokowi-Ma'ruf.
Sementara, Yunarto menilai kerja mesin partai koalisi di kubu Prabowo-Sandiaga lebih baik. Ini terlihat dari jumlah pendukung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang memilih Prabowo-Sandiaga rata-rata di atas 70 persen.
Pendukung Gerindra yang memilih Prabowo-Sandiaga sebesar 81,5 persen. Sebanyak 13,5 persen pendukung Gerindra memilih Jokowi-Ma'ruf. Ada lima persen pendukung Gerindra yang tidak menjawab.
Pendukung PKS yang memilih Prabowo-Sandiaga sebesar 71,1 persen. Sebanyak 13,3 persen pendukung PKS memilih Jokowi-Ma'ruf. Ada 15,7 persen pendukung PKS yang tidak menjawab.
(Baca: Bawaslu Menduga Ada Pelanggaran dalam Penyampaian Visi Misi Capres)
Sebanyak 71,2 persen pendukung PAN memilih Prabowo-Sandiaga. Hanya 23,1 persen pendukung PAN yang memilih Jokowi-Ma'ruf. Sebanyak 5,8 persen pendukung PAN tidak menjawab.
Ada pun, pendukung Demokrat yang memilih Prabowo-Sandiaga sebesar 64 persen. Sebanyak 24,7 persen pendukung Demokrat memilih Prabowo-Sandiaga. Sebesar 11,2 persen pendukung Demokrat tidak menjawab.
"Kubu Prabowo-Sandiaga lebih solid. Sayangnya memang dari sisi matematika politik, jumlah partai pendukung Prabowo-Sandiaga tidak besar," kata dia.
Charta Politika mengadakan survei pada 22 Desember 2018 - 2 Januari 2019 dengan melibatkan 2.000 responden. Survei dilakukan melalui pemilihan responden secara acak atau multistage random sampling. Tingkat kesalahan dalam survei ini +/- 2,19 % dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Kontrol kualitas dilakukan terhadap 20 persen sampel.