Pemerintah Putuskan Kajian Lingkungan Semen Rembang Pekan Ini

Ameidyo Daud Nasution
11 April 2017, 11:25
Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki
Katadata | Arief Kamaludin

Di sisi lain, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar pernah mengungkapkan, adanya perbedaan pendapat yang sangat kuat dalam memutuskan KLHS. Karena itu, pemerintah akan mengevaluasi lebih jauh untuk mencapai titik temu dalam menyimpulkan KLHS tersebut.

"Ini dua pendapat yang sama kuat. Pendapat pertama yang mengindikasikan ini karst. Pendapat kedua, 'mungkin ini bukan bentang alam karst'," kata Arcandra. Namun, dia menolak menjelaskan detail perbedaan pendapat di antara peserta rapat.

Namun, Siti Nurbaya membantah adanya perbedaan pendapat dengan Kementerian ESDM mengenai kajian lingkungan Pegunungan Kendeng. Ia menyatakan, Kementerian LHK meminta Kementerian ESDM menyertakan data yang lebih utuh. "Dan mereka juga bilang (dalam suratnya) bahwa memang diperlukan penelitian lebih lanjut," katanya.

Siti mengungkapkan, pembahasan nantinya akan berlangsung lebih tajam dan komprehensif kalau proses validasi terhadap kualitas KLHS tersebut telah rampung. Tapi, dia enggan memastikan rapat koordinasi di KSP pada pekan depan akan berujung pada pengumuman KLHS. "Kalau (pengumuman KLHS) tanya Pak Teten saja."

(Galeri Foto: Musibah di Balik Aksi Petani Kendeng Menolak Pabrik Semen)

KLHS memang menjadi rujukan utama bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menentukan kelayakan proyek pabrik semen di Rembang, Kajian ini akan menentukan status lingkungan Pegunungan Kendeng, apakah termasuk dalam Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) atau bukan. Jika termasuk KBAK maka proyek itu tidak dapat dilanjutkan karena mengancam cadangan air di kawasan tersebut.

Yang menarik, Menteri ESDM Ignasius Jonan telah menyatakan tidak ada aliran sungai bawah tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih, Pegunungan Kendeng Utara. Kesimpulan itu berdasarkan hasil kajian dan pemetaan Watuputih oleh Badan Geologi Kementerian ESDM pada 15-24 Februari lalu.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...