ICW: Kartu Prakerja Tak Untungkan Peserta, Hanya Pemborosan Anggaran

Dimas Jarot Bayu
27 April 2020, 19:08
kartu prakerja, anggaran kartu prakerja,
ANTARA FOTO/Moch Asim/wsj.
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). ICW menilai pelaksanaan Kartu Prakerja sebagai pemborosan anggaran.

Almas menyampaikan, anggaran Kartu Prakerja naik dua kali lipat dari 10 triliun menjadi Rp 20 triliun. Setiap peserta Kartu Prakerja akan mendapatkan manfaat sebesar Rp 3,55 juta per orang.

(Baca: KPPU Dalami Dugaan Mitra Kartu Prakerja Ditunjuk Langsung Pemerintah)

Sebanyak Rp 1 juta akan dibayarkan untuk biaya pelatihan. Kemudian, pemerintah akan memberikan Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan sebagai uang saku untuk peserta. Pemerintah pun akan memberikan uang sebesar Rp 400 ribu sebagai fasilitas survei kerja.

Adapun, anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) hanya dinaikkan sebesar 25% dari Rp 29,13 triliun menjadi Rp 37,4 triliun. "Ini semakin buat kami bertanya efektifkah anggaran Kartu Prakerja, padahal anggaran bantuan sosial untuk masyarakat terdampak Covid-19 yang lain itu tidak naik secara signifikan," kata Almas.

Atas dasar itu, ICW meminta pemerintah menunda sembari mengkaji ulang Kartu Prakerja. Menurut Almas, program Kartu Prakerja sebenarnya baik, namun perlu disesuaikan kembali agar tepat sasaran.

Selain itu, pemerintah perlu memprioritaskan ulang anggaran Kartu Prakerja untuk program bantuan sosial lain yang lebih mendesak. "Misalnya bansos kepada yang terdampak Covid-19 dan untuk alat-alat kesehatan bagi tenaga medis," kata dia.

(Baca: Jadi Polemik, Pemerintah Bantah Tunjuk Langsung Mitra Kartu Prakerja)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...