Langkah Bulog & Kementan Atasi Ancaman Defisit Pangan Saat Pandemi

Image title
18 Mei 2020, 15:10
Bulog dan Kementan sama-sama akan memastikan distribusi pangan merata di 34 provinsi Indonesia.
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj.
Ilustrasi panen padi. Bulog dan Kementan sama-sama akan memastikan distribusi pangan merata di 34 provinsi Indonesia. ANTARAFOTO/Basri Marzuki/wsj.

Khusus untuk beras, Bulog juga melakukan penyerapan gabah di tangan petani. Setiap hari penyerapan yang dilakukan lebih kurang 12 ribu ton. Pada puncak panen yang berlangsung Mei dan Juni, diharapkan bisa menyerap hingga 90 ribu ton per hari.

Untuk memenuhi kebutuhan gula, Wahyu mengatakan Bulog akan melakukan impor. Seluruh gula hasil impor akan disebar ke penjuru Indonesia melalui operasi pasar. Sehingga, harga yang kini melambung di tingkat eceran mencapai Rp 17-18 ribu bisa ditekan dan kembali ke Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500.

“Kami imbau masyarakat tidak panik, sehingga bijaklah dalam membeli komoditi pangan,” kata Wahyu.

Selain melalui langkah-langkah tersebut, Bulog pun akan menyalurkan beras bansos kepada 877.376 keluarga penerima manfaat (KPM) di Jabodetabek yang terdampak pandemi corona. Angka ini setara 60,48% dari total target penerima bantuan.

Bantuan beras yang diberikan adalah 25 Kg per KPM. Penyaluran ini akan dilakukan dalam dua periode, yakni 5-18 Mei dan 1-14 Juni 2020. Data Bulog menyatakan, penerima manfaat paling banyak di Jakarta Timur sebanyak 273.784 KPM. Lalu paling sedikit di Kepulauan Seribu, sebanyak 3.244 KPM.

(Baca: Impor Daging Kerbau, Bulog Tunggu Kelonggaran dari Pemerintah India)

Langkah Kementan

Kementerian Pertanian (Kementan) pun turut mengambil langkah dalam mengatasi ancaman defisit pangan dalam negeri. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi mengatakan 7 provinsi yang mengalami defisit beras akan dapat ditutup oleh 27 provinsi yang mengalami surplus.

“Stok awal April sebesar 3,45 juta ton cukup untuk  memenuhi kebutuhan wilayah yang defisit,” kata Agung.

Bedasarkan perkiraan ketersediaan pangan nasional Kementan, surplus beras hingga Juni 2020 mencapai 6,4 juta ton, jagung surplus 1,01 juta ton, bawang merah surplus 330.384 ton. Delapan komoditas lain, yakni bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng juga diperkirakan surplus.

Agung menyatakan, defisit di beberapa daerah merupakan hal wajar dan tak perlu dikhawatirkan. Hal ini karena masa panen dan kualitas panen di beberapa daerah selalu berbeda di setiap tahunnya. Oleh karena itu, Kementan akan terus menjaga distribusi dan pasokan pangan di negeri ini merata.  

Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengirim cabai merah dan cabai rawit dari Jateng dan Jatim ke Sumbar dan Jambi pada pekan lalu. Kementan juga akan mengangkut pangan untuk Sulut, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Kementan melaksanakan pula operasi pasar murah di setiap provinsi dan mendorong pasar mitra tani yang ada di setiap provinsi mengoptimalkan layanan pesan antara secara daring.

(Baca: Defisit Pangan di 7 Provinsi Ditutupi oleh 27 Provinsi yang Surplus)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...