Mengulas Enam Agama di Indonesia dari Sejarah sampai Tempat Ibadah

Siti Nur Aeni
5 Oktober 2021, 11:33
Mengulas Enam Agama di Indonesia dari Sejarah sampai Tempat Ibadah
Lapangan_banteng official/instagram
Letak Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral berdekatan, bentuk kerukunan umat beragama di Indonesia.

Mengutip dari Jurnal Sosiologi Agama: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial 14(1), sejarah awal munculnya Katolik di Nusantara tidak bisa lepas dari pengaruh bangsa Portugis yang pada saat ini menjajah Indonesia.

Kedatangan Portugis tidak hanya menjalankan misi perdagangan, namun turut membawa pengaruh agama ini. Maluku menjadi daerah pertama yang mendapatkan pengaruh Katolik. Pada 1546 – 1547 misionaris Portugis Francis Xavier berhasil membaptis ribuan orang disana dan membangunan sekolah untuk penduduk di daerah tersebut.

Kitab Suci Agama Katolik

Katolik memiliki kitab suci bernama Al-Kitab. Pada Jurnal Magenang 2(2), kanon Katolik berdasarkan pada Kanon Yunani. Pada kanon tersebut terdapat kitab yang masuk dalam kategori apokrif dan pseudoepigrafis.

Golongan kitab apokrif tersebut bisa ditemukan pada naskah Perjanjian Lama terjemahan Yanani. Namun kitab tersebut tidak diakui pada gereja Protestan sebagai kanonik.

Tempat Ibadah Agama Katolik

Sama seperti Protestan, agama Katolik juga memiliki tempat ibadah bernama gereja. Mengutip dari “Buku Siswa Sejarah Gereja Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen”, sejarah awal gereja Katolik ada di Halamahera.

Gereja ini sudah ada sejak masa Portugis dan menjadi tempat ibadah umat Katolik yang bersejarah. Pada masa Portugis pelayanan di gereja ini dilakukan oleh Simon Vaz di Mamuya dan Fransiskus Xavarius.

Agama Hindu

Hindu menjadi agama yang diakui di Indonesia berikutnya. Persebaran agama ini ada diseluruh Nusantara. Melansir dari kmhd.ipb.ac.id, agama Hindu pertama kali masuk pada awal tahun masehi. Hal ini diketahui bari bukti prastati pubakala di abada 4 masehi berupa tujuh Yupa peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

Yupa tersebut terdapat keterangan tentang kehidupan beragama. Inti dari keterangan di Yupa tersebut yaitu Raja Mulawarman melakukan yadnya di tempat suci untuk memuja Dewa Siwa. Tempat tersebut bernama Vaprakeswara.

Bukti sejarah lainnya juga ditemukan di beberapa daerah.

  1. Prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jamu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu, dan Lebak di Jawa Barat. Prasasti tersebut menggunakan bahasa Sansekerta dengan huruf Pallawa.
  2. Kompleks Candi Arjuna dan Candi Srikandi di Dieng, Wonosobo.
  3. Prasasti Dinaya di dekat Kota Malang.
  4. Candi Badut di daerah Malang.
  5. Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar di Bali.

Kitab Suci Agama Hindu

Agama Hindu memiliki kitab suci yang bernama Weda. Menurut penjelasan di Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol. 4 No, 2, kitab Weda merupakan kitab suci yang diterima oleh para Maharesi. Nama lain dari kitab suci ini, antara lain:

  • Kitab Sruti: artinya kitab ini diterima melalui pendengaran suci.
  • Kitab Rahasya: penyebutan ini dikarenakan ajarannya merupakan usaha untuk mencapai tujuan hidup tertinggi yaitu Moksa.
  • Kitab Mantra: karena di dalam kitab tersebut terdapat nyanyian pujuan.

Tempat Ibadah Agama Hindu

Pada Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol. 4 No, 2, juga disebutkan bahwa tempat ibadah untuk umat Hindu yaitu Pura. Sedangkan untuk pemuka agamanya menjadap sebutan Wasi.

Hari besar agama ini bernama Nyepi. Saat sedang merayakan hari raya tersebut, umat Hindu harus berada dalam rumah untuk merefleksikan hidup agar bisa menjalankan hidup lebih baik.

Agama Budha

Agama di Indonesia yang kelima yaitu Budha. Agama ini masuk ke Indonesia sekitar abad ke 5 masehi. Melansir dari ruangguru.com, dalam penyebaran agama Budha di Nusantara terdapat dua cara.

  1. Masyarakat berperan pasif: maksudnya masyarkat di Indonesia mempelajari agama tersebut dari masyarakat India dan Cina yang datang ke tanah air,
  2. Masyarakat berperan aktif: teori ini menyebutkan bahwa ada masyarakat Indonesia yang datang langsung ke India dan Cina untuk mempelajari dan mendalami agama ini. Kemudian kembali ke daerah asalnya dan menyebarkan kepercayaan tersebut.

Kitab Suci Agama Budha

Kitab suci agama ini bernama Tripitaka yang mengajarkan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan seperti damai, rukun, tidak bentrok, dan tidak berselisih. Menurut penjelasan di Al-Adyan 10(2),  dalam agama Budha juga diajarkan empat hal yang harus diperhatikan penganutnya.

  1. Dana: artinya kerelaan berbagi, beramal, dan memberikan rezeki yang kita miliki kepada orang lain.
  2. Piyavacca: mengajarkan untuk berbicara sopan santun, tidak kasar, dan tidak melakukan kesalahan kepada orang lain.
  3. Athacchariya: melakukan perbuatan yang bisa berguna bagi orang lain dan senantiasa memberikan bantuan.
  4. Samananata: berarti tidak boleh sombong kepada orang lain.

Tempat Ibadah Agama Budha

Tempat ibadah agama di Indonesia ini bernama Vihara. Mengutip dari Jurnal Online Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura, kata Vihara berasal dari bahasa Pali (India kuno) yang artinya tempat tinggal atau tempat melakukan puja bahkti. Dalam agama Budha tempat ini disebut sebagai tempat pertemuan biarawan.

Vihara sebenarnya merupakan komplek yang terdiri dari dhammasala, uposathagara, kuthi, dan bhavana sabha. Tempat ini selain digunakan untuk beribadah juga dijadikan sebagai tempat tinggal Bhikku atau Bhikkuni.

Agama Konghucu

Agama keenam yang diakui oleh negara kita yaitu Konghucu. Melansir dari student-activity-binus.ac.id, agama ini muncul sejak abada ke-17. Hal ini terlihat dari bangunan tua tempat pemujaan para Konfusius yang ada di Pontianak.

Namun pembentukan agama secara resmi baru mulai di abada ke -19. Diawali dengan pembentukan Khong Kau Tjong Hwee atau Persatuan Masyarakat Konghucu di Bandung. Sementara itu, agama Konghucu baru mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah pada tahun 1965 melalui Keputusan Presiden No 1 Tahun 1965.

Agama ini memiliki sejarah yang cukup berliku. Di masa orde baru, ekgiataan keagamaan sangat dibatasi bahkan dilarang. Hal ini membuat banyak pemeluk Konghucu berpindah ke agama lain. Kemudian masa reformasi agama ini mulai eksis kembali.

Akhir 2007, dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama. Dari peraturan tersebut agama Konghucu mendapatkan tempat di bidang penddikan. Meskipun pengikutnya tak sebanyak agama lain, namun ajarannya masih banyak dianut terutama oleh mereka yang berketurunan Tionghoa.

Kitab Suci Agama Konghucu

Seperti agama lainnya, Konghucu juga memiliki kitab suci sebagai pedoman hidup. Kitab tersebut bernama Sishu Wujing. Sementara itu perayaan hari besar agama ini yaitu Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh.

Tempat Ibadah Agama Konghucu

Menurut penjelasan di laman indonesia.go.id, tempat ibadah agama Konghucu bernama Klenteng atau Lintang. Di Indonesia ada beberapa kelenteng bersejarah. Berikut daftaranya:

  1. Kelenteng Kwan Sing Bio di Tuban
  2. Kelenteng Tay Kak Sie di Semarang
  3. Kelenteng Chandra Nadi di Palembang
  4. Kelenteng Tek Hay Kiong di Tegal
  5. Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang
  6. Kelenteng Hong Tiek Hian di Surabaya   

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...