Industri Baja Indonesia Kembali Menggeliat Ditopang Kebijakan Insentif

Andi M. Arief
22 Januari 2022, 06:20
baja, industri, impor
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Petugas beraktivitas di pabrik pembuatan baja Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/10/2019). Kementerian Perindustrian mendorong percepatan pembangunan klaster industri baja Nasional di Cilegon dan Banten untuk memacu peningkatan target produksi sebanyak 10 ton baja pada tahun 2025.

Direktur Eksekutif RODA Institute Ahmad Rijal Ilyas mengatakan beberapa program pemerintah terkait industri baja pada 2021 berdampak pada pelaku industri. Beberapa kebijakan yang dimaksud adalah pengendalian impor, program substitusi impor, peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), penerapan SNI wajib , dan pemberian insentif untuk industri logam. 

“Diharapkan dengan program-program tersebut terus ditingkatkan untuk dapat mendorong kinerja industri baja pada periode selanjutnya,” kata Ahmad.

Salah satu pabrikan yang berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada 2021 adalah PT Saranacentral Bajatama Tbk. Sepanjang 2021, perusahaan berkode emiten BAJA itu membukukan laba bersih senilai Rp 100 miliar akibat pengendalian impor baja oleh pemerintah. 

Pengendalian impor dinilai berhasil mengalihkan pasar impor ke pabrikan baja lokal. Alhasil, iklim usaha dan investasi industri baja nasional akan terus meningkat. 

Direktur Utama  Handjaja Susanto menyampaikan perusahaan memperoleh laba bersih hingga Rp100 miliar berkat kontrol pemerintah terhadap impor baja, sehingga pasar impor banyak beralih ke pasar lokal. 

“Optimisme industri baja nasional ini terus dijaga dengan upaya hilirisasi dan substitusi impor yang telah dicanangkan oleh pemerintah,” kata Direktur Utama BAJA Handjaja Susanto. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...