Kecam Perang Rusia Ukraina, Menlu Retno: Bentuk Politik Bebas Aktif RI

Andi M. Arief
16 November 2022, 18:53
jokowi, rusia, perang rusia ukraina, menlu, retno marsudi, ktt g20, ktt g20 bali
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf/wsj/22.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) sebelum Working Session 3 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (16/11/20.
WORKING SESSION 3 KTT G20 INDONESIA
WORKING SESSION 3 KTT G20 INDONESIA (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Risyal Hidayat/nym.)

Namun demikian, Retno menyatakan pemerintah melihat tidak semua paragraf yang didiskusikan berbeda dengan apa yang diinginkan setiap negara anggota G20. Oleh karena itu, Retno memulai berkomunikasi dan memastikan bahwa ada komitmen untuk bekerja sama terkait paragraf lainnya.

"Dari komitmen yang agak tipis-tipis itu, kami coba untuk kapitalisasi dan hasilnya adalah deklarasi ini. Sebuah presidensi adalah negosiasi. Kata yang paling penting di sini adalah kepercayaan dan Indonesia memiliki kepercayaan itu," kata Retno.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengecam terhadap perang yang kini berlangsung di Ukraina. Kecaman tersebut disampaikan Presiden Widodo dan mayoritas pimpinan negara anggota G20 dalam kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Indonesia, yakni G20 Bali Leaders Declaration.

Artinya, KTT G20 Indonesia tidak menghasilkan dokumen kesepakatan lantaran ada satu paragraf yang tidak mencapai kesepakatan. Paragraf yang dimaksud adalah sikap negara-negara Anggota G20 terhadap perang di Ukraina.

"Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat-sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi. Sampai tengah malam kami berbicara mengenai ini dan akhirnya Deklarasi Bali dicapai melalui konsensus," kata Presiden Jokowi.

Jokowi menyebutkan pengecaman tersebut dilayangkan karena Rusia dinilai telah melanggar integritas wilayah Ukraina. Selain itu, perang tersebut telah menimbulkan risiko krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial.

Presiden Widodo mengatakan negara-negara anggota G20 sepakat bahwa perang berdampak negatif pada ekonomi global. Pertemuan multilateral tersebut menemukan pemulihan ekonomi global tidak akan tercapai tanpa ada perdamaian. "Oleh karena itu, di pembukaan saya sampaikan, saya menyerukan agar perang dihentikan," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...