Selain Kominfo, 5 BUMN dan Lembaga Alami Dugaan Data Bocor Pekan Lalu

Desy Setyowati
1 September 2022, 16:36
data bocor, kominfo, pln, telkom, bin
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data

Kominfo disebut sebagai sumber kebocoran 1,3 miliar data SIM Card ponsel di Indonesia. Pekan lalu, setidaknya ada lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga yang juga mengalami dugaan data bocor.

Seorang pengguna Twitter membagikan tangkapan layar (screenshot) yang menunjukkan bahwa 1,3 miliar data pendaftaran SIM card atau kartu ponsel di Indonesia bocor. Disebutkan juga bahwa data bocor berasal dari Kementerian Kominfo.

Advertisement

Data yang diduga bocor itu meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, nama penyedia layanan atau provider, dan tanggal pendaftaran. Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kominfo.

Kapasitas data yang diduga bocor itu mencapai 87 Gibabita (Gb). Tidak jelas berapa harga jual dari informasi yang diduga bocor ini.

Namun, penjual dengan nama akun @Bjorka itu menuliskan angka $ 50.000. Ia juga hanya menerima pembayaran menggunakan kripto bitcoin dan ethereum.

Kominfo menegaskan bahwa kementerian tidak memiliki informasi seperti ini. “Kami telah melakukan penelusuran internal,” kata kementerian dalam keterangan pers, Kamis (1/9).

“Dapat diketahui bahwa Kominfo tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar,” tambah dia.

Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, Kominfo menyimpulkan bahwa data itu tidak berasal dari instansinya.

Kominfo juga melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut.

Sebelumnya, ada tiga BUMN dan dua lembaga yang juga mengalami dugaan kebocoran data dalam sepekan. Ketiga BUMN itu yakni:

1. Jasa Marga

Peretas bernama Desorden mengklaim mereka memiliki data Jasa Marga pada akhir pekan lalu (25/8). BUMN ini menyampaikan bahwa data yang dimaksud bukan milik pelanggan.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana tidak membenarkan ataupun membantah soal dugaan kebocoran data. Ia hanya mengatakan bahwa data yang beredar terkait anak usaha di bidang pengoperasian jalan tol, yakni Jasamarga Tollroad Operator (JMTO).

“Data dimaksud adalah data internal dan administrasi yang ada di aplikasi JMTO. Dipastikan tidak berkaitan dengan data pelanggan,” kata Lisye kepada Katadata.co.id, minggu lalu (25/8).

Anak usaha Jasa Marga itu pun telah menonaktifkan server yang terkena dampak serangan. Selain itu, melakukan recovery atas data tersebut.

JMTO juga memindahkan data-data tersebut ke sistem di server yang lebih aman. “JMTO telah menutup celah kerentanan keamanan aplikasi,” ujar dia.

Perusahaan juga menjalin kerja sama dengan pihak kompeten dalam melakukan asesmen terkait keamanan siber. “Jasa Marga akan terus mengevaluasi dan meningkatkan sistem keamanan siber Jasa Marga Group, tidak hanya untuk internal namun juga stakeholder eksternal,” tambah dia.

2. PLN

Perusahaan Listrik Negara (PLN) diduga mengalami kebocoran 17 juta data pelanggan. Juru bicara PLN Gregorius Adi Trianto menyampaikan, perusahaan melakukan pengecekan pada data center utama, melalui sistem. Pengecekan juga dilakukan dari berbagai perimeter.

Jika dianalisis dari beberapa data yang diduga bocor dan beredar di media sosial, informasi tersebut merupakan replikasi data pelanggan yang bersifat umum dan tidak spesifik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement