Alasan Gojek dan Grab Serius Garap Bisnis Cloud Kitchen Saat Pandemi

Desy Setyowati
9 Juli 2020, 14:48
Alasan Gojek dan Grab Serius Garap Bisnis Cloud Kitchen Saat Pandemi
ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Ilustrasi, sejumlah pengemudi ojek daring (online) menunggu penumpang di depan Stasiun Pondok Cina, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019).

Cloud Kitchen dapat menekan biaya operasional, karena sebagian besar dari kegiatan cloud kitchen merupakan layanan delivery-only. Maka, mereka tidak perlu mengeluarkan investasi besar untuk biaya sewa tempat,” kata Hadi dalam siaran pers, pertengahan Juni lalu (12/6).

(Baca: Gojek Investasi Rp 70 M di Startup Restoran Delivery Rebel Foods India)

Gojek dan Grab sama-sama menyediakan lokasi dan peralatan dasar bagi merchant melalui layanan cloud kitchen. Kedua decacorn ini menerapkan skema bagi hasil, seperti yang berlaku untuk mitra di luar layanan cloud kitchen.

Kedua perusahaan itu juga sama-sama mengandalkan analisis data untuk menentukan mitra yang akan masuk layanan cloud kitchen. Sebab, akan disesuaikan dengan permintaan di sekitar lokasi.

Gojek dan Grab Bersaing dengan E-Commerce hingga Google

Seiring dengan meningkatnya permintaan layanan pesan-antar makanan, ada banyak perusahaan yang merambah bisnis ini. Google, Instagram, Shopee hingga Tokopedia menyediakan layanan serupa.

Instagram merilis stiker bersama ‘Dukung UKM’ dan ‘Pesanan Makananan’ untuk UMKM umum maupun di bidang kuliner. Ketika mengeklik stiker ini, pengguna akan diberi pilihan mitra pengantaran yakni GoFood dan GrabFood. 

Google juga mengembangkan fitur baru pada Google Maps akibat pandemi corona. Layanan ini memungkinkan pengguna memesan makanan, lalu mengambilnya langsung ke restoran (take out) atau lewat jasa pengiriman (delivery).

(Baca: Peta Persaingan Gojek, Grab & E-Commerce di Pesan Antar Bahan Makanan)

Shopee juga merilis inisiatif Shopee Food, yang memuat beragam produk mulai dari makanan berat hingga jajanan dari berbagai restoran, serta UMKM. Selain itu, tersedia bahan masakan seperti sayuran, daging, dan makanan beku.

Transaksi pada layanan tersebut bahkan melonjak empat kali lipat. Permintaan makanan kaleng dan bahan pangan segar juga meningkat masing-masing tujuh dan 11 kali lipat pada Maret lalu.

Tokopedia juga digandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Perindustrian untuk menjual produk kopi. Penjual kopi literan seperti Tuku, Maxx Coffee, Roempi Coffee, Kopitagram, Anomali Coffee, Titik Temu Coffee, dan lainnya pun berdagang di e-commerce ini.

"Makanan dan minuman, salah satu dari empat kategori produk yang paling populer," kata External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya kepada Katadata.co.id, Juni lalu (18/6).

(Baca: Saingi Gojek-Grab, Pesan Makanan Bisa Lewat Google, Instagram, Shopee)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...