Asosiasi Ojek Online Minta Bantuan Pemerintah jika Harga BBM Jadi Naik

Desy Setyowati
19 Agustus 2022, 06:00
ojek online, gojek, grab, maxim, harga bbm, bbm
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pengemudi ojek online menangkut penumpang di Shalter Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020).

“Kenaikan tarif ojek online itu pun tidak menutup. Artinya, tidak berpengaruh (ke pendapatan) bila ada kenaikan harga BBM jenis pertalite,” ujar Igun.

Apalagi, biaya untuk membeli BBM sekitar 30% - 40% dari pendapatan yang diperoleh pengemudi ojek online. “Apabila ada kenaikan (harga BBM), artinya pendapatan kami bakal turun,” kata dia

Ketua Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafariel pun menyampaikan, dengan harga BBM saat ini saja, pengemudi sudah kesulitan. “Taksi dan ojek online ngos-ngosan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (18/8).

Mitra pengemudi ojek online Gojek Andi Prasetyo (28 tahun) juga mengeluhkan rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis pertalite . “Sekarang saja sudah dapatnya. Antre lama. Terkadang kosong,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (18/8).

“Kalau isi Pertamax, selisih (harganya) dua kali lipat,” tambah dia.

Hal senada disampaikan oleh mitra pengemudi ojek online Grab Asman (50 tahun). “Tarif ojek online jadi tidak sesuai kalau harga BBM naik terlalu mahal. Saya bingung,” ujar dia.

Dia juga mengeluhkan tarif ojek online baru yang mulai berlaku 29 Agustus hanya naik tipis.

Mitra pengemudi Maxim Riska Andriyani (31 tahun) pun menilai, kenaikan tarif ojek online tidak cukup untuk menutup peningkatan harga BBM. “Bisa menutup, kalau ‘narik’ seharian dari pagi-pagi sekali,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...