Kaspersky: Data Medis, Foto, Akun PayPal Bocor Dijual hingga Rp 7 Juta

Fahmi Ahmad Burhan
8 Desember 2020, 11:40
Kaspersky: Data Medis, Foto, Akun PayPal Bocor Dijual hingga Rp 7 Juta
123RF.com/rawpixel
Ilustrasi keamanan internet

Perusahaan e-commerce, Lazada juga mendeteksi 1,1 juta data pengguna supermarket online besutannya, RedMart diretas pada Oktober lalu (29/10). "Kami menemukan insiden terkait keamanan data di Singapura, yang melibatkan basis data khusus RedMart," kata juru bicara kepada Katadata.co.id, pada November (1/11).

Data pengguna yang dibobol berupa nama, nomor telepon, email, alamat, password, dan sebagian nomor kartu kredit pengguna. Informasi ini kemudian dijual oleh peretas secara online.  

Meski begitu, Lazada mencatat bahwa data pengguna yang bocor sudah kedaluwarsa lebih dari 18 bulan. Perusahaan memperbarui informasi itu Maret 2019. Juru bicara juga memastikan data pelanggan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak terpengaruh oleh kejadian tersebut.

Sebelumnya, data 91 juta pengguna Tokopedia juga diretas dan dijual di dark web. Kabarnya, informasi ini dibanderol US$ 5ribu atau sekitar Rp 73,4 juta.

Peretas disebut memiliki data 15 juta akun pengguna Tokopedia dalam bentuk mentah (hash), termasuk nama, email hingga kata sandi. Dalam tangkapan layar yang dibagikan oleh @underthebreach, terlihat bahwa peretas tengah mencari pihak yang mampu memecahkan algoritme dari data mentah tersebut.

Pada tahun lalu, Bukalapak mengalami kejadian serupa. Seorang peretas asal Pakistan mengklaim telah mencuri data sekitar ratusan juta akun dari 32 situs. Sebanyak 31 juta akun merupakan pengguna Bukalapak. 

Laman The Hacker News menulis, peretas yang bersembunyi dibalik nama Gnosticplayers mengaku telah menjual data curiannya ke dark web Dream Markets 1,2431 Bicoin atau setara US$ 5 ribu.

Selain e-commerce dan fintech, data medis pernah dikabarkan bocor. Pada Juni lalu, 230 ribu data pasien terinfeksi Covid-19 di Indonesia disebut-sebut bobol dan dijual di dark web.

Akun bernama Database Shopping di RapidForums menawarkan sejumlah data pasien corona, mulai dari nama, status kewarganegaraan, tanggal lahir, umur, nomor telepon, alamat rumah, dan Nomor Induk Kependudukan. 

Selain itu, terdapat data hasil tes corona, gejala, tanggal mulai sakit dan pemeriksaan. Meski baru menawarkan penjualan pada Juni lalu (18/6), akun Database Shopping mengklaim data terhimpun sejak 20 Mei 2020.

Menteri Kominfo Johnny G Plate menegaskan bahwa data yang dikelola oleh pemerintah terkait penanganan virus corona, aman. "Saya konfirmasi dari sisi pusat data, komputasi awan (cloud computing), dan interpropabilitas yang ada di Kominfo aman," ujarnya Juli lalu (6/7).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...