Sejumlah Bank Besar Mulai Hentikan Pendanaan ke Perusahaan Batu Bara

Muhamad Fajar Riyandanu
14 Juli 2022, 21:51
Aktivis dari komunitas Fossil Free dan Climate Ranger melakukan unjuk rasa di Jakarta, Selasa (5/7/2022). Aksi tersebut sebagai bentuk untuk menyuarakan kepada salah satu perusahaan milik pemerintah untuk menghentikan pendanaan ke batu bara karena krisis
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Aktivis dari komunitas Fossil Free dan Climate Ranger melakukan unjuk rasa di Jakarta, Selasa (5/7/2022). Aksi tersebut sebagai bentuk untuk menyuarakan kepada salah satu perusahaan milik pemerintah untuk menghentikan pendanaan ke batu bara karena krisis iklim berdampak multidimensi mulai dari lingkungan, ekonomi, sosial, sampai kesehatan.

Selanjutnya, lembaga pinjaman asal Jepang, Mizuho juga mengatakan mereka tidak menyediakan pembiayaan atau investasi untuk proyek penambangan batu bara termal yang baru. Bank internasional asal Asia lainnya seperti SMBC juga menyampaikan mereka tidak lagi memberikan pendanaan untuk proyek perluasan pertambangan maupun proyek pertambangan batu bara termal yang baru.

Adapun sikap yang sama juga diutarakan oleh ANZ. Bank asal Australia itu menyebut tidak akan secara langsung mendanai pembangkit listrik tenaga batu bara baru, termasuk ekspansi. Pinjaman langsung yang ada akan habis pada tahun 2030.

Di sisi lain, Andri menyayangkan sikap-sikap bank dalam negeri yang belum berani mengambil sikap tegas terhadap kebijakan mereka yang masih mendanai proyek pertambangan batu bara. Akan tetapi dalam tiga tahun terakhir, sejumlah bank dalam negeri sudah memberikan beberapa sinyal seperti adanya wacana Environmental, Social, and Governance (ESG) yang digunakan untuk mengukur keberlanjutan dan dampak etis dari hasil investasi dalam bisnis atau perusahaan. Mereka juga dirasa sudah mendapat dorongan untuk mengubah kebijakan mereka ke pendanaan hijau.

"Bank lokal masih setengah hati dari pendanaan batu bara. BRI pernah menyatakan itu, tapi belum ada keterangan tertulis pasca komitmen verbal mereka di konferensi World Economic Forum Swiss lalu," tukas Andri.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan penjualan batu bara Indonesia di pasar domestik mencapai 133,04 juta ton pada 2021. Mayoritas penjualan batu bara domestik ditujukan untuk pembangkit listrik, dengan volume 112,13 juta ton. Ini mencakup 84,3% dari total penjualan domestik.

Penjualan batu bara domestik juga ditujukan untuk industri besi, baja, dan metalurgi sebanyak 11,39 juta ton, 4,68 juta ton untuk industri semen, tekstil, dan pupuk, 1,12 juta ton untuk industri pulp dan kertas, serta untuk kebutuhan industri lainnya 3,72 juta ton.

 

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...