Greenpeace Nilai Upaya Pemerintah Tekan Emisi Masih Setengah Hati

Image title
29 Juli 2021, 07:27
Ilustrasi karbon, CO2, emisi
123rf.com/Aleksandr Papichev
Ilustrasi karbon, CO2

Skenario best renewable energy hasil kajian Greenpeace di 2020 menunjukkan upaya Indonesia belum  cukup mencegah krisis iklim atau kenaikan suhu di atas 1,5 derajat di 2030. Sekalipun Indonesia mulai melakukan moratorium batu bara tahun ini, kemungkinan baru baru bisa menekan risiko tersebut pada 2050.

Pemerintah menargetkan net zero emissions nasional atau nol emisi gas rumah kaca pada 2060. Sektor batu bara yang menghasilkan emisi dengan jumlah besar tak luput kena imbas.

Di samping itu, pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) lebih cepat. Padahal, Indonesia masih memiliki cadangan batu bara sebesar 38,84 miliar ton.

Oleh sebab itu, Kementerian ESDM tengah mencari terobosan dan teknologi baru untuk menurunkan tingkat emisi dari konsumsi batu bara. Mengingat sektor ini masih menjadi andalan Tanah Air.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan, selain cadangan batu bara, masih ada juga sumber daya batu bara yang tercatat sebesar 143,7 miliar ton.

"Batu bara kita masih banyak. Kita punya 65 tahun umur cadangan. Sebagian besar ada di Kalimantan dan Sumatera," kata Ridwan dikutip melalui laman resmi Kementerian ESDM, Selasa (27/7).

Pemerintah tengah mencari terobosan dan teknologi baru untuk menurunkan tingkat emisi dari konsumsi batu bara. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca atau karbon dari sektor energi.

Ke depan diharapkan pemerintah dapat mengoptimalkan pemanfaatan batu bara di Indonesia. Salah satunya yaitu teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS). "Kami selalu berusaha menggunakan teknologi batu bara dengan cara yang lebih bersih," kata Ridwan. 

Ridwan menyampaikan dari total 1.262 giga ton emisi CO2 yang dihasilkan di Indonesia, 35% berasal dari pembangkit listrik batu bara. Adapun dua tantangan yang saat ini tengah dihadapi industri yaitu penguasaan teknologi dan menciptakan skala keekonomian.

Teknologi CCUS diyakini akan mengurangi emisi CO2 akibat pembakaran batubara. "Berdasarkan studi PLN dan World Bank tahun 2015, CCUS secara teknis layak untuk dikembangkan di Indonesia," ujar Ridwan.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...