Total Setoran Dividen Bank BUMN Rp 18,5 Triliun, yang Terbesar BRI

Image title
19 Mei 2019, 10:28
Bank-bank pelat merah setor dividen ke pemerintah dengan total Rp 18,51 triliun.
ANTARA FOTO | Sigid Kurniawan
Bank-bank pelat merah setor dividen ke pemerintah dengan total Rp 18,51 triliun.

Pemerintah memegang 6,35 miliar saham BTN atau setara dengan 60% yang berarti pemerintah akan menerima dividen sebesar Rp 336,94 miliar.

(Baca: Antusiasme Empat Bank BUMN Suntik Modal ke LinkAja)

Pembagian Dividen Tak Ganggu Rencana Ekspansi

BRI yang membagikan dividen paling besar, beralasan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mereka saat ini masih longgar. Sehingga, meski membagikan dividen hingga 50% dari laba bersih 2018, BRI mengklaim rencana ekspansi bisnis tahun ini tidak akan terganggu.

"Kenapa (dividen) besar, karena CAR kami cukup longgar, tidak perlu ada pencadangan lagi. Untuk cadangan-cadangan yang lain, masih cukup juga. Sehingga, dividen 50% (dari laba bersih) bisa cukup mendukung ekpansi binsis ke depan," kata Direktur Utama BRI Suprajarto usai RUPST. Per 2018, CAR BRI berada di level 21,3%.

Sementara itu BNI mencadangkan 75% dari laba bersih 2018 sebagai laba ditahan yang artinya porsi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tahun lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebesar 35% dari laba bersih.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, persentase pembagian dividen yang lebih rendah karena BNI ingin mempertahankan CAR pada level 18,5% hingga akhir tahun ini. "Rata-rata CAR industri perbankan dikisaran 23%. Sementara, BNI sebesar 18,5%," kata Baiquni usai RUPST.

(Baca: BRI Bagikan Dividen Rp 16 Triliun, Pemerintah Dapat Rp 9 Triliun)

Padahal, beberapa tahun terakhir pertumbuhan bisnis dan kredit BNI selalu di atas rata-rata industri perbankan. Tahun ini BNI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 12% hingga 15%. Tanpa adanya tambahan modalan, kemampuan ekspansi semakin terbatas, oleh karena itu porsi laba ditahan dinaikkan menjadi 75%.

Bank Mandiri, melalui Wakil Direktur Utama Sulaiman Arif Arianto mengatakan, penetapan dividen perseroan, sudah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator.

Sementara BTN, melalui Direktur Utama Maryono berencana untuk menggunakan laba ditahan dari laba bersih 2018 untuk mendanai ekspansi kredit, penguatan modal, dan pengembangan usaha perseroan.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...