Terburuk sejak "Depresi Besar", IMF Ramal Ekonomi Tahun Ini Minus 3%
(Baca: Pemimpin ASEAN Sebut Covid-19 Krisis Kesehatan Terburuk Abad Ini)
Spanyol yang memiliki jumlah kasus terbesar kedua dan kematian terbesar ketiga di dunia juga akan mengalami penurunan ekonomi hingga tumbuhnya minus 8%, anjlok dari tahun lalu yang masih tumbuh 2%. Jumlah kasus virus corona mencapai 183 ribu dengan kematian lebih dari 18 ribu orang.
Secara keseluruhan, ekonomi Eropa pada tahun ini diperkirakan akan berkontraksi minus 7,5%, jatuh dari tahun lalu yang masih tumbuh 1,2%. Sementara ekonomi negara-negara maju akan tumbuh minus 6,1%.
Jika mengacu skenario dasar pandemi corona, ekonomi negara-negara maju pada tahun depan akan tumbuh 4,5%. Ekonomi AS dan negara-negara Eropa akan tumbuh masing-masing 4,7%.
Sementara itu, ekonomi negara pasar emerging dan berkembang diperkirakan akan tumbuh minus 1% dari tahun lalu yang masih tumbuh 3,7%. Namun, ekonomi negara emerging dan berkembang di Asia masih dapat tumbuh 1%, ditopang oleh Tiongkok dan India.
(Baca: Kasus Corona di Dunia Nyaris 2 Juta Orang, Naik Dua Kali dalam 11 Hari)
Ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh 1,2%, terjun dari tahun lalu yang tumbuh 6,1%. India tumbuh 1%, turun dari tahun lalu yang masih tumbuh 4,2%. Namun jika kondisi sesuai dengan skenario dasar pandemi corona, ekonomi Tiongkok tahun depan diprediksi naik 9,2%, sedangkan India 7,4%.
Sementara ekonomi negara-negara ASEAN-5 diperkirakan minus 0,6%, anjlok dari tahun lalu yang tumbuh 4,8%. Namun diprediksi pulih pada tahun dengan pertumbuhan sebesar 7,8%.
IMF juga memprediksi volume perdagangan akan anjlok 11% dibanding tahun lalu. Pada 2019, volume perdagangan dunia sudah tertekan akibat perang dagang AS dan Tiongkok dan hanya mampu tumbuh 0,9%.
Jika pandemi mereda sesuai skenario dasar IMF, volume perdagangan dunia diperkirakan akan naik 8,4%, terutama didorong oleh aktivitas ekspor dan impor oleh negara emerging dan berkembang.