Ketimpangan Ekonomi Semakin Melebar Akibat Pandemi Covid-19

Agatha Olivia Victoria
15 Februari 2021, 20:08
kemiskinan, ketimpangan, pandemi covid-19
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Warga mencuci di pinggir anak sungai musi Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (21/2/2020).

Dengan target vaksinasi 1 juta perhari, pemerintah menghitung herd immunity akan tercapai tahun depan. Namun, saat ini realisasi vaksinasi kurang dari 100 ribu per hari.

Meski gini ratio pada 2021 akan meningkat, tak akan mencapai level 0,41 yang tercapai di era Susilo Bambang Yudhoyono."Pada era tersebut gini ratio lebih tinggi karena fenomena perkembangan harga komoditas pangan yang lebih tinggi dibandingkan pada periode Joko Widodo," ujarnya.

TINGKAT KEMISKINAN DI MASA PANDEMI COVID-19
TINGKAT KEMISKINAN DI MASA PANDEMI COVID-19 (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.)

Potret Kesenjangan dari Dana Simpanan Masyarakat

Salah satu indikator kesenjangan yang melebar terlihat dari distribusi simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menjelaskan bahwa pandemi ini meningkatkan jumlah pengangguran, pertambahan penduduk miskin sekaligus memperlebar kesenjangan. 

Data distribusi simpanan LPS menunjukkan kenaikan simpanan pada dana di atas 5 miliar yang mencapai 14,2% pada tahun lalu. Sedangkan simpanan hingga Rp 100 juta hanya tumbuh 8,1%.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan bahwa pertumbuhan tabungan di bawah Rp 10 juta mulai melambat, bahkan cenderung menurun. "Ini artinya ada indikasi yang kuat masyarakat berpendapatan rendah mulai tertekan dan memakan tabungannya," kata Purbaya dalam Konferensi Pers Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan LPS secara virtual, Kamis (28/1).

Piter beranggapan masyarakat berpendapatan rendah masih membutuhkan dukungan dari pemerintah. Dukungan saat ini diberikan melalui BLT atau bansos agar masyarakat menengah ke bawah dapat berbelanja. "Utamanya agar mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar dia.

Kendati demikian, Piter menjelaskan bahwa bansos tidak bisa mengurangi kesenjangan. Menurut dia, kesenjangan hanya bisa diatasi dengan menciptakan kembali lapangan kerja.

"Bansos hanya untuk membantu mereka yang terdampak pandemi bisa bertahan hidup normal di tengah Covid-19," katanya.

Bansos yang diberikan pemerintah berkisar antara Rp 600 ribu per bulan. Sementara, rata-rata masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja kehilangan pendapatan sekitar Rp 3 juta per bulan. "Meski tidak cukup tapi bukan berarti tidak diperlukan," ujar dia.

Bantuan Sosial Meningkat

Jumlah penduduk miskin di Indonesia terus bertambah seiring dengan pandemi Corona yang memukul perekonomian. BPS mencatat angka kemiskinan di tanah air bertambah 2,76 juta orang dari September 2019 yang sebesar 24,79 juta menjadi 27,55 juta pada September 2020.

Ekonom Centre for Strategic and International Studies Fajar Hirawan menuturkan bahwa ketimpangan bisa berkurang pada September 2021, asalkan proses pemulihan ekonomi dan instrumennya berjalan dengan baik. Terutama dalam penyaluran bantuan sosial dan program khusus untuk masyarakat miskin dan rentan miskin.

Pemerintah kembali menambah alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional tahun ini menjadi Rp 688,33 triliun. Angka ini melonjak dari alokasi awal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 Rp 372,2 triliun, bahkan lebih tinggi dari realisasi PEN 2020 Rp 579,78 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kenaikan PEN yang cukup signifikan terjadi pada sektor kesehatan. "Ini termasuk untuk vaksinasi," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Pimpinan TNI dan Polri, Senin (15/2).

Secara perinci, program PEN akan terdiri dari dana di bidang kesehatan Rp 173,3 triliun, perlindungan sosial Rp 150,21 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp 187,17 triliun, insentif usaha dan pajak Rp 53,86 triliun, serta program prioritas Rp 123,8 triliun.

Bantuan perlindungan sosial diberikan dalam bentuk Program Keluarga Harapan kepada 10 juta penerima, kartu sembako, kartu prakerja, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, bansos tunai untuk 10 juta pemegang kartu bansos, subsidi kuota internet, diskon listrik, dan iuran jaminan kehilangan pekerjaan.

Menurut Bank Dunia, keberhasilan penyaluran paket bantuan sosial untuk menekan kemiskinan akan bergantung pada identifikasi target penerima yang layak. "Ini adalah sesuatu yang perlu dipantau pada bulan mendatang," kata Bank Dunia dalam laporannya tahun 2020, Selasa (29/9).

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...