Rupiah Berpotensi Menguat Terdongkrak Rekor Cadangan Devisa Agustus

Abdul Azis Said
8 September 2021, 09:55
rupiah, rupiah menguat, dolar as, nilai tukar, cadangan devisa
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Rupiah bergerak melemah pagi ini di level Rp 14.250 per dolar AS.

Kenaikan signifikan cadangan devisa akhir bulan lalu seiring langkah pemerintah menambah pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) melalui skema Hak Penarikan Khusus atau Special Drawing Rights (SDR). Jumlah pinjaman yang diterima RI sebesar US$ 6,31 miliar, tetapi Erwin menyebut pinjaman tersebut diberikan tanpa biaya.

Pinjaman yang disalurkan IMF tersebut merupakan bagian dari penarikan dana cadangan senilai US$ 650 miliar atau setara Rp 9.360 triliun melalui skema SDR pada Senin, (23/8) lalu. Penarikan SDR kali ini merupakan yang kelima kalinya sekaligus terbesar dalam sejarah IMF untuk membantu penanganan krisis.

Selain itu, sentimen kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve juga masih cukup kuat. Fed tampaknya masih terus mencermati berbagai data ekonomi sebelum memulai berbagai langkah tapering off alias pengetatan stimulus.

"Penguatan Rupiah masih didukung oleh kebijakan akomodatif dari bank sentral negara maju, terutama The Fed," kata Rully.

Sementara itu, pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah hari ini di kisaran Rp 14.210 hingga Rp 14.280 per dolar AS. Rupiah dibuka melemah hari ini mengikuti penguatan indeks dollar AS pada perdagangan kemarin.

"Kelihatannya efek dari sentimen ekspektasi penundaan tapering Bank Sentral AS mulai berkurang. Tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terlihat menaik yang bisa jadi menarik sebagian pelaku pasar untuk masuk ke aset dolar AS," kata dia. 

Selain itu, menurut dia, peluang terjadinya tapering di akhir tahun masih belum hilang karena Bank Sentral AS masih akan mempertimbangkan data-data terbaru yang masuk. Ini juga mungkin mendorong pasar melakukan pembelian dolar AS dibandingkan rupiah.

Bank sentral belum memberikan pernyataan terbarunya menyangkut rencana tapering off setelah pidato Gubernur Fed Jerome Powell akhir bulan lalu. Dalam pidatonya di Jakson Hole, Powell kembali menyinggung rencana tapering dengan pengurangan pembelian obligasi pemerintah akhir tahun ini, namun belum jelas kapan rencana itu direalisasikan.

Di sisi lain, Powell juga memastikan bahwa pemulihan ekonomi masih berlanjut. Karena itu, Powell mengatakan pihaknya akan berhati-hati mencermati berbagai data ekonomi terutama inflasi dan ketenagakerjaan sebelum menarik pedal tapering off. Sementara, pembicaraan kenaikan suku bunga tampaknya masih akan ditahan hingga tahun depan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...