Rupiah Diramal Menguat Rp 14.300 per US$ meski Ada Varian Omicron

Abdul Azis Said
29 November 2021, 09:40
rupiah, dolar as, omicron, covid-19, virus corona
Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Nilai tukar rupiah dan dolar

Coetzee menyampaikan, gejala yang ditimbulkan Omicron mungkin akan lebih berat ketika menjangkit warga lanjut usia (lansia), apalagi yang belum memperoleh vaksinasi. Potensinya bakal semakin besar bagi lansia yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes dan jantung.

Meski kekhawatiran mereda, Ariston mengatakan bahwa lonjakan Omicron masih akan memberi dampak negatif terhadap rupiah. Utamanya, akibat kebijakan lockdown di sejumlah negara Eropa.

Lonjakan kasus memicu pemerintah di tiga negara yakni Austria, Slovakia dan Belanda memulai lockdwon. Austria dan Slovakia memulai karantina wilayah sejak pekan lalu, sementara Belanda mulai kemarin (28/11).

Dikutip dari Worldometers, lima negara di Eropa yakni Jerman, Inggris, Rusia, Prancis dan Belanda masuk dalam daftar lima negara dengan laporan positif harian tertinggi di dunia.

Jerman melaporkan kasus positif 38.444 pada Minggu (28/11). Disusul oleh Inggris 37.681 kasus, Rusia 33.548, Prancis 31.648, dan Belanda 22.133.

Dari dalam negeri, Ariston mengatakan bahwa sentimen negatif berasal dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap UU Cipta Kerja. MK meminta pemerintah merevisi beberapa bagian dalam regulasi sapu jagat ini.

"UU ini bisa dibatalkan seluruhnya yang menimbulkan ketidakpastian di dunia usaha. Rupiah masih mendapatkan sentimen negatif dari peristiwa ini," kata dia.

MK dalam keputusannya minggu lalu menolak usulan serikat buruh yang meminta pembatalan UU Cipta Kerja. Kendati demikian, MK meminta pemerintah merevisi pasal-pasal dalam aturan itu selama dua tahun. Jika tidak dilakukan, MK akan menyatakan UU tersebut inkonstitusional permanen.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...