Surplus Neraca Dagang Maret Diramal Tinggi karena Perang Ukraina

Abdul Azis Said
18 April 2022, 08:28
neraca dagang, neraca dagang maret, surplus neraca dagang
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/5/2020).

Kenaikan impor diprediksi terjadi baik dari sisi migas maupun non-migas. Kenaikan impor non-migas karena perbaikan ekonomi, sementara migas berkat periode lebaran.

"Melihat pola musiman setiap tahunnya impor migas cenderung meningkat dalam satu sampai dua bulan jelang  lebaran," kata Josua.

Sedangkan Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan surplus neraca dagang US$ 2,6 miliar. Perkiraan ini lebih rendah dari dua ekonom sebelumnya.

Tetapi ia sepakat bahwa ekspor masih akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan impor yakni US$ 22,1% yoy. "Beberapa negara eropa mulai meningkatkan permintaan batu bara dan CPO karena antisipasi kurangnya pasokan komoditas substitusi lainnya," kata David.

Di satu sisi, perbaikan konsumsi masyarakat akan mendorong peningkatan impor barang konsumsi dan bahan baku, termasuk impor BBM. Ia memperkirakan impor tumbuh 18,3%.

Berbeda dari tiga perkiraan sebelumnya, ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky justur melihat surplus neraca dagang Maret akan lebih tinggi dibandingkan Februari. Alasannya, kenaikan ekspor batu bara dan CPO.

Ia memperkirakan surplus di rentang US$ 3,9 - US$ 3,95 miliar.

Namun, ia melihat surplus neraca dagang kemungkinan melambat beberapa bulan mendatang meski masih akan positif. Hal ini seiring peluang kenaikan impor karena aktivitas produksi mulai meningkat.

"Kami estimasi harga komoditas juga akan relatif ternormalisasi, sehingga performa ekspor komoditas nanti nilainya akan perlahan cenderung melambat," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...