Rupiah Hari Ini Berpotensi Menguat Imbas Sentimen Positif Indeks Saham
The Fed sudah agresif menaikan bunga acuannya 75 bps dalam dua pertemuan sebelumnya secara beruntun, langkah yang belum pernah diambil The Fed sebelumnya. Bunga acuan The Fed sudah dinaikan sebanyak 225 bps sejak dinaikan pertama kali pada Maret 2022.
Dari dalam negeri, Ariston menyebut sentimen risiko kenaikan inflasi akibat kenaikan harga BBM bisa menekan rupiah. Dalam hitungan Kementerian Keuangan, inflasi pada akhir tahun ini akan naik menjadi 6,3%-6,7% dibandingkan inflasi 3,5%-4,5% jika tidak ada kenaikan harga BBM.
Analis DCFX, Lukman Leong, memperkirakan nilai tukar akan bergerak datar dengan pelaku pasar cenderung sideline menjelang rilis data inflasi AS. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 14.800-Rp 14.925 per dolar AS.
Inflasi konsumen AS untuk bulan Agustus akan dirilis malam ini. Dow Jones memperkirakan indeks harga konsumen bulanan akan deflasi 0,1% dan secara tahunan juga mendingin ke level 8% dari bulan sebelumnya 8,5%.
"Capital outflow masih akan terus menekan rupiah, data neraca perdagangan yang akan dirilis lusa , diperkirakan akan kembali surplus besar akan mendukung rupiah," kata Lukman dalam risetnya.
Bank Indonesia menutup transaksi nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 14.839 per dolar Amerika Serikat (AS) saat perdagangan Senin, 12 September 2022. Nilai tersebut menguat tujuh poin atau 0,0% dari perdagangan hari sebelumnya.