Sinyal Kenaikan Suku Bunga The Fed Melambat, BI: Masih Berlanjut 2023

Abdul Azis Said
9 Desember 2022, 12:21
BI, the fed, bank indonesia
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.
Seorang warga menukarkan uang di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Gorontalo di Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (19/8/2022). KPw Bank Indonesia Gorontalo membuka pelayanan penukaran Uang Tahun Emisi (TE) 2022 yang terdiri atas pecahan uang Rupiah kertas Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000 dengan batasan penukaran Rp1 juta per orang.

Perubahan signifikan pada suku bunga The Fed itu telah menimbulkan dampak ke perekonomian, bukan hanya di Amerika Serikat tetapi juga dunia. Kondisi pasar keuangan dunia menjadi semakin tidak jelas yang disebutnya sebagai VUCA, atau volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity. 

Setelah kenaikan bunga agresif, The Fed tampaknya mulai memasuki era perlambatan kenaikan bunga. Mengutip CNBC Internasional, Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di Brookings Institution menegaskan bahwa pihaknya melihat kemungkinan mulai memperlambat kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan ini yang juga merupakan pertemuan terakhir The Fed tahun ini.

Meski demikian, Powell juga kembali menegaskan bahwa masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk membawa inflasi turun hingga 2%. Ini mengindikasikan kenaikan kemungkinan masih berlanjut sekalipun tidak akan seagresif sebelumnya.

Para pembuat kebijakan The Fed dijadwalkan bertemu pada 14-15 Desember 2022. Mayoritas pasar memperkirakan kenaikan bunga 50 bps. Berdasarkan alat pemantauan CME Group, probabilitas kenaikan bunga 0,5% pada pertemuan pekan depan sebesar 79,4%, sisanya memperkirakan bunga masih naik 75 bps.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...