Penerimaan Pajak Dibayangi Pelemahan Harga Komoditas di Akhir 2023

Ferrika Lukmana Sari
4 Desember 2023, 11:32
Pelemahan Harga Komoditas Bayangi Penerimaan Pajak di Sisa Tahun 2023
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan dalam konferensi pers APBN KiTa di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN mengalami surplus sebesar Rp67,7 triliun hingga September 2023 atau setara 0,32 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan surplus APBN pada September 2022 yang tercatat sebesar Rp60,9 triliun.

"Harga migas memang mengalami penurunan dan lifting migas yang mengalami penurunan, sehingga meski capaian PPh migas tercapai 96%. Namun sebenarnya turun 13,2%," ujarnya.

PPh Migas mengalami kontraksi akibat moderasi harga minyak bumi dan gas alam. Akibatnya, kinerja penerimaan pajak melambat dibandingkan tahun sebelumnya, terutama penurunan signifikan harga komoditas, nilai impor dan tidak berulangnya Program Pengungkapan Sukarela (PPS) Wajib Pajak.

"Bea cukai mengalami tekanan terutama dari bea masuk yang kalau kita lihat di sini mencapai Rp 41,4 triliun, itu 87,1% [dari target] dan tumbuhnya sangat tipis hanya 1,8%," kata Menkeu.

Sementara itu, untuk bea keluar tercatat mengalami kontraksi sangat dalam. Hal ini karena harga komoditas mengalami penurunan yang sangat tinggi seperti CPO, tembaga dan bauksit.

“Untuk cukai yang kita terima ada dua komoditas yaitu rokok hasil tembakau dan MMEA. Kalau kita lihat dari rokok, telah terkumpul Rp 163,2 triliun, ini artinya 70,2% dari total target tahun ini," ucapnya.

Untuk cukai minuman mengandung etil alkohol (MMEA) telah tercapai Rp 6,3 triliun, atau 72,9% dari target APBN. Nilai ini hanya tumbuh tipis 0,6% dari tahun lalu karena mulai pulihnya industri pariwisata dan juga produksi dalam negeri.

Sementara, realisasi PNBP telah melebihi target APBN di tengah fluktuasi harga komoditas. Capaian ini terutama berkat kontribusi dari peningkatan pendapatan sumber daya alam nonmigas, pendapatan kekayaan negara dipisahkan, dan pendapatan BLU.

“Aktivitas ekonomi domestik tentu dari sisi konsumsi masih cukup baik. Investasi juga mulai membaik. Tapi ekspor dari eksternal, serta impor mengalami kontraksi yang harus kita waspadai," ujarnya.

Sri Mulyani berharap, kinerja APBN 2023 tetap sesuai rencana dan akan memberikan kepercayaan bagi pemerintah untuk menjaga ekonomi dan manajemen kebijakan makro maupun arah kebijakan APBN.

"Ini yang menjadi salah satu anchor atau jangkar stabilitas yang memang dilihat oleh banyak sekali investor terhadap perekonomian kita,” kata Menkeu.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...